Tak jauh dari makam ada batu-batu besar. Saya menikmati bekal makan siang saya sambil duduk di salah satu batu tersebut. Makan siang yang terlalu awal sebenarnya. Masih sekitar pukul 9:30.
Saat itu kabut semakin lama semakin tebal. Kabut putih seperti ditiup dari bawah naik ke atas. Pandangan mata saya mungkin hanya bisa melihat sebatas 15 meter-an. Duduk sendirian di atas gunung dikelilingi kabut tebal serasa gunung milik sendiri.
Lambat laun kabut tebal mulai menghilang. Pandangan mata sudah bisa melihat jauh, walaupun langit masih belum begitu cerah. Sinar matahari yang memancar membuat udara berangsur hangat.Â
Dari ketinggian saya bisa melihat trek turun ke arah Basecamp Mawar. Di salah satu puncak di bawah terlihat sangat kecil sekelompok orang yang tak lama pergi lagi, entah turun atau mau naik saya tak tahu.Â
Trekking melalui batu-batu besar sungguh memberikan sensasi yang sangat menyenangkan, mengantar saya turun ke Puncak Batu. Nuansa pendakian melalui jalur ini sungguh berbeda. Melewati bebatuan bagus untuk melatih keseimbangan tubuh. Punggung gunung yang dihiasi oleh batu-batuan pun terlihat cantik.Â
Akhirnya sampailah saya di Puncak Batu dengan elevasi 1.908 mdpl. Sayangnya kabut turun lagi sehingga menghalangi view indah pegunungan. Saya sempat bertemu kelompok kecil pendaki, termasuk anak-anak dari Boyolali.
Saya mendapat informasi dari salah satu orang dari grup yang tadi bertemu bahwa turun sedikit masih ada satu puncak. Dan saat itu saya merasa cukup fit, akhirnya saya turun sampai Puncak Tanggulangin dengan ketinggian 1.876 mdpl. Disini view tak jauh berbeda dari puncak sebelumnya, tertutup kabut.
Sampai disini solo hiking saya di Gunung Ungaran sudah mencapai 3 puncak. Puncak Banteng Raiders, Puncak Batu, dan Puncak Tanggulangin. Ketiganya merupakan puncak dari pendakian Gunung Ungaran via Basecamp Mawar.Â