Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Solo Hiking" ke Puncak Gunung Telomoyo

14 September 2023   11:11 Diperbarui: 14 September 2023   21:27 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Telomoyo dengan latar belakang Puncak Tower (DokPri)

Kerapkali ketika sedang jalan kaki pagi hari di seputar pedesaan tak jauh dari rumah, di kejauhan Gunung Telomoyo terlihat genit menggoda tuk minta segera didaki.

Sebelumnya pernah sekali naik sampai ke "Puncak Tower Gunung Telomoyo". Namun itu pun naik sepeda motor berdua dengan seorang teman kuliah semasa di Semarang yang berasal dari Grabag, Kabupaten Magelang. Momen itu sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu. Mungkin teman saya yang sekarang entah ke mana rimbanya sudah tak mengingatnya lagi.

Gunung Telomoyo berada di wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang yang memiliki ketinggian 1.894 mdpl. Gunung berapi ini berbentuk strato atau kerucut.

Pada hari Sabtu, 9 September kemarin, keinginan saya tuk mendaki sampai ke puncak Gunung Telomoyo akhirnya bisa terwujudkan. Saya memilih mendaki via Basecamp Arsal yang berlokasi di Dusun Salaran, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Mendekati pukul 7.00 WIB saya baru tiba di basecamp pendakian Gunung Telomoyo. Di sini ada sebuah rumah joglo berhalaman luas yang bertuliskan "Pendopo Rejosari Arsal." 

Basecamp Arsal (DokPri)
Basecamp Arsal (DokPri)

Gunung Telomoyo masuk wilayah Perum Perhutani KPH Kedu Utara. Setelah registrasi di basecamp. Saya membayar tiket perhutani Rp 15.000,- dan Rp 5.000,- untuk parkir sepeda motor. 

Menurut penuturan petugas di basecamp, di akhir pekan atau di hari libur jumlah pendaki tak banyak. Maksimal 30-an orang, sedangkan pada hari-hari biasa, kalaupun ada cuma satu atau dua orang saja. Ia pun menambahkan bahwa wisata Gunung Telomoyo didominasi oleh mereka yang lebih menyukai berkendara sampai ke Puncak Tower. Peminat hiking cuma sedikit.

Gunung Telomoyo merupakan salah satu gunung yang akses ke puncaknya bisa dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan beraspal. Kamu bisa naik sepeda motor sampai ke Puncak Tower atau bisa naik Jeep yang banyak disewakan. Kamu akan sampai ke Puncak Tower.

Sedangkan bagi kamu yang ingin mencoba tantangan mendaki menuju puncak, jalur pendakian via Arsal yang paling populer. Kamu akan mencapai Puncak Ismoyo. Jadi tak akan bertemu di puncak yang sama dengan mereka yang memakai kendaraan bermotor.

Saya start mendaki dari basecamp pada pukul 7.03 WIB. Sebenarnya sudah agak siang. Lebih baiknya satu jam lebih awal jadi ketika sampai puncak belum terlalu panas. Namun malam sebelum mendaki saya agak kurang nyenyak tidur, mungkin kepikiran air PDAM tidak mengalir selama satu setengah hari. Puji Tuhan akhirnya bisa mengalir sehingga saya jadi mendaki ke puncak Gunung Telomoyo.

Menurut seorang petugas di basecamp, estimasi waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak sekitar dua jam. Cepat atau lambatnya tentunya tergantung dari kesiapan fisik tiap individu.

Jarak tempuh dari basecamp sampai puncak Ismoyo adalah:

Basecamp - Pos 1   650 m

Pos 1 - Pos 2   350 m

Pos 2 - Pos 3   300 m

Pos 3 - Tugu Batas 400 m

Tugu Batas - Camp Area   300 m

Camp Area - Puncak Ismoyo   200 m

Jadi jarak pendakian dari basecamp sampai puncak adalah 2.200 m atau 2.2 km.

Saya sungguh menikmati solo hiking. Saya anggap ini merupakan bagian dari aktivitas olahraga rutin selain jalan pagi ke area pedesaan dan renang. Sehat tidak tergantung dari orang lain sehingga jalan sendiri pun bagi saya bukan suatu masalah.

Melakukan kegiatan solo hiking segi keuntungannya yaitu bisa memberikan keleluasaan secara pribadi. Bisa menentukan waktu yang terbaik. Tidak perlu terburu-buru sampai puncak, menyesuaikan dengan kemampuan fisik saya.

Perjalanan diawali dengan memasuki perkebunan warga dengan hamparan tanaman sayuran dan pohon pisang di sela-selanya. Di sini aroma pupuk kandang menyambut saya. Beberapa petani terlihat beraktivitas di kebun mereka. 

Kemudian sampailah saya di "Gapura Ismoyo", nama gerbang pendakian yang membatasi area hutan dan perkebunan warga.

Gerbang Ismoyo (DokPri)
Gerbang Ismoyo (DokPri)

Setelah memasuki gerbang pendakian, banyak dijumpai pohon bambu yang segera mengingatkan saya ketika mendaki Gunung Andong via Gogik.

Tak lama berjalan saya memasuki hutan pinus. Dari Pos 1 dan Pos 2 ada bonus, yaitu trek datar bisa untuk mengatur napas dan meringankan otot-otot kaki. 

Pos 1, Pos 2, dan Pos 3 hanya sebatas tulisan dan bangku, tak ada shelter. Mungkin karena pepohonan pinus yang tinggi dirasa cukup bisa melindungi pendaki dari sengatan sinar matahari. Selama pendakian, Gunung Merbabu dan Gunung Andong bisa terlihat walau terkadang tertutup pepohonan.

View Gunung Merbabu dilihat dari Pos 3 (DokPri)
View Gunung Merbabu dilihat dari Pos 3 (DokPri)

Setelah Pos 3 saya sampai di "Tugu Batas", yang merupakan batas wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.

Sebelum mencapai "Camp Area", saya terlebih dahulu menaiki "Tanjakan Katresnan". Di sini areanya sudah terbuka dan terasa panas. Saya sempat memergoki sepasang muda-mudi. Mereka sedang asyik dengan diri mereka sendiri. Saya yakin panorama indah dari atas Gunung Telomoyo bukanlah prioritas mereka. 

Sesampainya di "Camp Area", ada empat pemuda yang semalam nge-camp. Mereka sedang siap-siap membongkar tenda mereka. View dari atas sini adalah Gunung Merbabu dan Puncak Tower.

Camp Area Gunung Telomoyo (DokPri)
Camp Area Gunung Telomoyo (DokPri)

Dari "Camp Area" ke "Puncak Ismoyo" hanya 200 m dan treknya sedikit menanjak, sehingga tak terasa saya sudah sampai di puncak.

Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 8.26. Berangkat dari basecamp pukul 7.03. Jadi, waktu yang saya butuhkan untuk mendaki sampai ke Puncak Ismoyo adalah 1 jam 23 menit.

Saya tipe orang yang kepoan. Jadi, saya pun menelusuri sampai batas ujung puncak. Tapi tak ada akses ke Puncak Tower. Terhalang oleh lembah yang sangat curam. 

Puncak Tower merupakan tempat stasiun pemancar dan landasan paralayang. Karena itu, dari tempat saya berada, smartphone saya bisa terhubung ke internet, tidak seperti waktu di puncak Gunung Andong.

Saya beruntung langit saat itu agak cerah sehingga beberapa gunung bisa terlihat dengan indahnya, seperti Gunung Merbabu, Andong, Sindoro, Sumbing, dan Gunung Gajah. Sayangnya Danau Rawa Pening tak begitu terlihat jelas. Kemungkinan karena di musim kemarau airnya surut.

Dari puncak ini saya bisa melihat mereka yang naik Gunung Telomoyo dengan sepeda motor. Mereka memarkirkan sepeda motornya di dua tempat yang sepertinya gardu pandang. Jalanan beraspal pun bisa terlihat walaupun kecil.

Hiking merupakan cara terbaik untuk mendekat dengan alam dan melakukan olahraga. Detak jantung pun akan meningkat cepat ketika melangkahkan kaki melalui trek yang menanjak. Otot-otot tubuh dari pundak sampai telapak kaki akan ikut terlibat sehingga dikuatkan.

Olahraga rekreasi pendakian gunung bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mental seperti dilansir oleh "doktersehat.com." Berikut ini manfaatnya:

1. memperkuat paru-paru,

2. mengurangi risiko penyakit jantung,

3. membantu mengontrol gula darah,

4. melatih otot,

5. menguatkan tulang,

6. meningkatkan suasana hati,

7. meningkatkan kualitas tidur,

8. menurunkan berat badan,

9. meningkatkan keseimbangan dan stabilitas,

10. bagus untuk kesehatan mental.

Inilah cerita pendakian saya kali ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.  Salam pendaki dan sehat selalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun