Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengalaman Pribadi Berhenti Merokok, Butuh Niat Kuat agar Berhasil

11 Juni 2023   17:36 Diperbarui: 12 Juni 2023   15:18 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto Stop merokok: diema/pixabay 

Tak terasa sudah 27 tahun lamanya saya sudah berhenti merokok. Masih tersimpan diingatan betapa butuh perjuangan cukup berat dengan melewati serangkaian kegagalan. Tekad yang kuat sangat dibutuhkan jika ingin berhasil berhenti dari kebiasaan buruk tersebut yang sangat membahayakan kesehatan.

Saya terlahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, yang pertama perempuan dan yang kedua laki-laki. Mereka bukanlah perokok. 

Semasa kecil saya terkadang melihat almarhum Bapak merokok di rumah ketika ada tamu. Lama kelamaan saya tidak suka dan marah-marah minta beliau untuk berhenti merokok. Takut kalau Bapak nanti sakit. Dan karena sayangnya pada saya akhirnya Ia berhenti merokok selamanya. 

Dengan berjalannya waktu dan pergaulan di lingkungan sekitar yang banyak perokoknya, akhirnya saya pun menjadi tertarik dan menjadi kecanduan rokok.

Pertama kali mencoba menghisap asap rokok ketika ada sisa puntung rokok di asbak di ruang tamu. Karena penasaran diam-diam mencobanya. Waktu itu saya masih SD.

Semasa di SMP saya mulai rutin merokok secara sembunyi-sembunyi. Saat itu di lingkungan tetangga satu RT sudah banyak remaja yang merokok. Apalagi saya cenderung bergaul dengan teman-teman yang usianya lebih tua daripada saya. Tentunya dorongan untuk merokok menjadi semakin kuat, apalagi waktu itu ada anggapan kalau sudah merokok baru bisa dikatakan pria sejati. Pendapat yang sangat menyesatkan. Terbuai oleh propaganda iklan rokok yang masif.

Waktu jam istirahat sekolah di SMP sering saya duduk di warung belakang sekolah, aksesnya lewat pintu keluar belakang. Warung tersebut ditepi sungai jadinya aman buat merokok. Guru tak pernah ada yang mengecek aktifitas siswa selama istirahat di warung itu. 

Sewaktu di SMA semakin sering lagi saya merokok. Mulai berani merokok dimuka umum, namun masih tak berani di depan orang tua. Waktu seusia itu, rokok sudah merupakan kebutuhan bagi saya. Terlebih lagi ketika sedang bermain catur. Semakin asyik menghitung langkah bidak catur, rokok pun tak mau berhenti. Alasannya simpel agar bisa lebih berkonsentrasi. Lawan mainnya pun melakukan hal yang sama.

Ibu seringkali marah-marah karena baju atau kaos yang habis saya pakai berbau rokok. Tentunya bau yang tak sedap bagi mereka yang tak suka rokok.

Pada awalnya saya masing mencoba berbagai jenis rokok. Rokok putih maupun rokok kretek yang pakai busa filter maupun yang tidak. Namun ketika kuliah di Semarang saya sudah menentukan selera rokoknya sendiri. Rokok kretek filter dari kota Kudus. Dalam sehari bisa menghabiskan 12 batang sampai 24 batang. 

Sebagai perokok waktu itu saya sangat egois, tak peduli asap rokok yang saya semburkan bisa membahayakan atau mengganggu orang lain. 

Lama-lama saya menyadari bahwa kebiasaan merokok sangatlah merugikan. Uang saku dari orang tua banyak dialokasikan untuk membeli rokok. Juga dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan saya. Sehingga saya mulai berfikir suatu saat akan berhenti merokok.

*Dampak Buruk Rokok Bagi Kesehatan

Mengutip dari laman web "promkes.kemkes.go.id", asap rokok memberikan dampak buruk bagi perokok aktif maupun pasif. Ada lebih dari 4.000 jenis bahan kimia di dalam rokok  yang berbahaya bagi tubuh.

Beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan perokok aktif dan pasif yaitu:

1. Penyakit kanker.

2. Penyakit paru-paru kronis.

3. Bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung.

4. Tulang bisa rapuh dan mudah patah.

5. Menyebabkan gangguan pada mata, salah satunya seperti katarak.

6. Resiko terkena kanker leher rahim dan keguguran pada wanita.

7. Serta bisa menyebabkan kerontokan rambut.

Sedangkan "rsudza.acehprov.go.id" mencatat 15 dari ribuan zat kimia berbahaya yang terdapat di dalam sebatang rokok, yaitu:

1. Acrolein: zat cair tidak berwarna mengandung alkohol tentunya mengganggu kesehatan.

2. Karbon monoxida: Gas yang tidak berbau bisa mengakibatkan seseorang kekurangan oksigen.

3. Nikotin: Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini mengurangi selera makan sehingga ketika sedang merokok bisa tidak merasa lapar.

4. Ammonia: Gas yang tidak berwarna mengandung nitrogen dan hidrogen baunya tajam. Jika sedikit masuk dalam aliran darah akan menyebabkan pingsan atau koma.

5. Formic Acid: Cairan tidak berwarna namun tajam baunya. Dapat membuat lepuh.

6. Hidrogen Sianida: Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa, namun zat ini mudah terbakar. Jika masuk kedalam tubuh bisa mengakibatkan kematian. 

7. Nitrous Oxide: Gas yang tidak berwarna, jika dihirup bisa menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mencetus rasa sakit.

8. Formaldehyde: Gas yang tidak berwarna namun berbau tajam, bersifat pengawet dan pembasmi hama.

9. Phenol: Zat yang terdiri dari campuran kristal yang bisa terikat didalam protein dan bisa menghalangi kerja enzyme.

10. Acetol: Merupakan hasil dari pemanasan aldehyde dan zat ini menguap dengan alkohol.

11. Hidrogen Sulfida: Zat ini mempunyai sifat mudah terbakar dan berbau keras yang menghalangi oxidasi enzym. 

12. Piridian: Cairan tidak berwarna dan berbau tajam yang bisa membunuh hama.

13. Methyl Clorida: Merupakan zat beracun yang uapnya bersifat sama dengan pembius.

14. Methanol: Bersifat mudah menguap dan terbakar. Bisa mengakibatkan kebutaan dan kematian. 

15. Tar: Zat inilah yang menyebabkan kanker paru-paru.

*Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman Dibandingkan Rokok Konvensional?

Dulu waktu saya masih merokok belum ada yang namanya rokok elektrik. Yang ada hanyalah rokok konvensional buatan pabrik atau "melinting sendiri" dengan kertas rokok yang diisi potongan daun tembakau lalu dipelintir dengan jari tangan dan telapak tangan. 

Dilansir "rsudrsoetomo.jatimprov.go.if", rokok elektrik (rokok elektronik) atau "vaporizer" berisi larutan yang umumnya terdiri dari 4 jenis campuran--nikotin, gliserin, propilen glikol, air dan flavoring. Dalam prosesnya alat tersebut berfungsi memanaskan zat-zat kimia yang ada dalam larutan itu sehingga menjadi bentuk uap. Kemudian uap yang dihasilkan masuk ke dalam paru-paru pemakainya. 

Suatu hari di depan Terminal Bus Bawen, Kabupaten Semarang, di dekat saya berdiri dua orang gadis. Mereka barusan turun dari bus dan sedang menunggu teman nya yang menjemput. Salah satu dari mereka terlihat asyik vaping dengan rokok elektrik. Itu kali pertama saya mencium bau asap rokok elektrik. Baunya wangi. 

Namun, masih menurut catatan "rsudrsoetomo.jatimprov.go.id", rokok elektrik pun tetap berbahaya bagi kesehatan. Berbahaya bagi pemakainya maupun orang lain yang turut menghirup asapnya. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok elektrik sebagian bersifat toksik dan karsinogenik yang bisa memicu kanker.

Kesimpulannya, rokok elektrik bukanlah "Nicotine Replacement Therapy". Jadi tidak bisa digunakan sebagai alat bantu jika anda ingin berhenti merokok. 

*Hanya Tekad Kuat Bisa Menghentikan Kebiasaan Merokok

Yang perlu diketahui jika anda sungguh-sungguh ingin berhasil berhenti merokok: Pertama, akuilah bahwa merokok tidak ada untungnya malahan membahayakan kesehatan anda dan orang-orang disekitar anda. Kedua, harga rokok semakin lama semakin mahal. Anda bisa menggunakan uang tersebut untuk keperluan lain yang bermanfaat.

Ada dua tantangan terberat ketika sedang memulai berhenti merokok: sakau dan godaan dari teman.

Produk tembakau mengandung nikotin yang bersifat adiktif. Kebiasaan merokok akan mempengaruhi sistem kerja organ-organ tubuh, seperti jantung, otak, pembuluh darah, hormon dan sistem metabolisme. 

Gejala sakau seperti pusing, cemas, depresi, gampang marah, dan merasa lelah serta jantung berdebar disertai keringat dingin merupakan akibat dari berhenti merokok. Gejala yang dialami tentunya berbeda tiap individu. Ada yang ringan dan agak berat. Tergantung seberapa lama dan jumlah batang rokok yang biasa ia hisap. 

Godaan kedua ketika berniat untuk berhenti merokok yaitu dari teman dekat sendiri sesama perokok. Ada sebagian dari individu yang tak suka temannya berhenti merokok.

Masih ingat dahulu di suatu sore di Semarang, saya sedang duduk di bangku bambu di depan sebuah warung. Saya cukup bangga karena sudah tiga bulan bisa kuat tidak merokok. Eh tiba-tiba teman satu kampus yang kamar kosnya bersebelahan berjalan mendatangani saya. Sebut saja namanya Doni (bukan nama sebenarnya ). Ia memamerkan rokok produk baru yang belum sempat saya coba. Ia bergaya merokok seolah olah rasanya nikmat sekali. 

Lama-lama saya tak kuat godaannya. Doni pun terlihat sedikit memaksa saya untuk kembali merokok lagi. Akhirnya saya pun tergoda ke kebiasaan buruk yang lama. Doni pun beralasan jika saya berhenti merokok ia akan dirugikan karena kami biasa berbagi rokok. 

Setelah sekian lama tak bertemu dengan Doni, saya mendapat kabar dari teman yang lain bahwa ia telah meninggal dunia karena terkena serangan jantung diusia yang belum genap 50 tahun. Kasian sekali nasibmu Doni. 

Namun kegagalan tersebut tak meruntuhkan niat saya tuk berhenti merokok di lain waktu. Dan saya percaya bahwa suatu saat saya akan berhasil. Kegagalan-kegagalan sebelumnya tak meruntuhkan niat saya.

Selang beberapa tahun kemudian, Bapak dan Ibu menyuruh saya tuk menimba ilmu  di Hobart, Tasmania. Kota kecil di ujung selatan negeri kangguru.  Kebetulan waktu itu kakak laki-laki saya dapat beasiswa studi di sana. Tentu saja saya sangat senang.

Saya pun terpikir untuk sekalian berhenti merokok. Mumpung di tempat yang jauh dari teman-teman perokok sehingga tak ada yang menawari saya rokok lagi. Selain itu aturan merokok sangat ketat di Australia . Dan perusahaan rokok tak boleh mengiklankan produknya.

Sebelum boarding di Bandara Soekarno-Hatta, saya "menikmati" rokok kretek filter favorit saya tuk yang terakhir kalinya. Pelan-pelan saya hisap dan resapi asapnya. Setelah habis, saya kasihkan korek gas ke Bapak yang ikut mengantar. Saya bilang," Pak saya mau berhenti merokok". Bapak yang pendiem hanya menunjukkan raut muka bahagia.

Satu bulan pertama di Hobart merupakan saat terberat bagi saya yang bertekad kuat untuk berhenti selamanya dari rokok. Saya memilih berhenti total karena pernah mengurangi rokok sedikit demi sedikit tetap tak berhasil. 

Sering tengah malam saya terbangun dengan sedikit berkeringat dan jantung berdebar-debar. Pikirku ini yang namanya sakau dari tembakau. Saya pun terkadang bermimpi sedang merokok. Dan ketika terbangun merasakan gelisah dan siang harinya kepala terasa agak pusing. Untunglah saya sudah sedia obat sakit kepala andalan yang saya bawa dari Indonesia. 

Masa satu bulan merupakan waktu yang krusial bagi saya yang sedang dalam proses membuang sisa nikotin dalam tubuh. Dan tubuh saya pun butuh waktu untuk beradaptasi. Puji syukur pada Tuhan akhirnya saya sanggup melampauinya. Saya suka dengan status saya sekarang: "Seorang Mantan Perokok". 

Untuk mengindari keinginan merokok lagi, selama di Hobart (1996-1998) saya banyak berjalan kaki. Kebetulan saya tinggal di negara yang masyarakatnya hobi jalan kaki. Olahraga lainnya yang saya lakukan yaitu  bermain tenis dengan kakak laki-laki saya yang anti rokok sejak lahir. Selain itu saya juga ikut kompetisi sepak bola antar gereja-gereja sekota Hobart dengan teman satu timnya orang Australia yang tak merokok.

Kesimpulannya jika ingin berhasil berhenti merokok menurut pengalaman pribadi:

1. Percayalah bahwa anda pasti bisa. 

2. Pilihlah aktivitas olahraga yang anda sukai.

3. Carilah suasana baru yang bisa melupakan anda dari rokok. Tidak harus jauh dari tempat anda tinggal.

4. Hindari orang-orang yang suka membujuk anda untuk merokok kembali.

5. Minta dukungan dari orang-orang terdekat anda.

Sekarang diusia yang sudah setengah abad lebih sedikit. Saya merasakan hidup bahagia tanpa rokok. Rutin jalan sehat pagi hari beberapa kali dalam seminggu, tubuh ini terasa lebih bugar dibandingkan dulu semasa masih merokok.

Salam sehat. Sukses selalu buat anda pembaca setia Kompasiana yang berniat berhenti merokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun