Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Nikmatnya Makan Nasi Campur Bali dengan Ayam Betutu

22 Agustus 2018   15:12 Diperbarui: 20 April 2023   11:36 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lauk pauk dipajang di etalase (DokPri).

Menikmati kuliner lokal disaat berwisata nampaknya menjadi hal yang wajib bagi sebagian travelers. Terlebih lagi bagi anda pecinta kuliner. Itu akan menambah khasanah anda akan beragam masakan serta memperkuat memori terhadap suatu obyek wisata yang telah anda kunjungi.

Wisata kuliner akan menampilkan suatu diferensi tiap destinasi wisata antara satu dengan yang lainnya. Sehingga liburan anda pun akan menjadi lebih berkesan dan tak terlupakan.  

Siapa sih orang yang tidak suka memanjakan lidah dengan makanan khas suatu daerah tertentu. Terlebih jika makanan tersebut jarang atau mungkin tidak dijumpai ditempat lain. Asalkan makanan tersebut tentunya tidak bertentangan dengan keyakinan agama yang dianut maupun tidak sedang berpantang karena suatu alasan kesehatan.

Tidak terbantahkan lagi bahwa Bali akan senantiasa menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat menarik di dunia. Pulau ini menawarkan beragam atraksi wisata dalam wujud pesona alamnya yang cantik dibalut dengan keunikan budaya tradisionalnya.  Bagi wisatawan itulah suguhan yang sangat memukau.

Provinsi Bali tidak pernah sepi dari wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Geliat bisnis seputar wisata tentunya akan terus berlangsung dan berkembang. Sisi positif ini lalu berimbas ke masyarakat lokal. Mereka membuka kedai-kedai makanan khas daerah di sekitar obyek-obyek wisata maupun di jalur wisata. Inilah suatu mata rantai yang tak terpisahkan dan saling menunjang satu sama lainnya.

Suatu hari saya menginap di Kuta. Lalu keesokan harinya menyusuri Bali bagian selatan dengan motor rental dengan biaya sewa hanya Rp 60 ribu selama 24 jam. Sehingga saya tidak terburu-buru dalam menentukan tujuan wisata yang saya kehendaki.

Pertama singgah di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park. Sekalian membakar sebagian kalori di tubuh, dimulai jalan kaki  dari tempat parkir dan menaiki anak-anak tangga serta mengitari lokasinya yang luas plus panas menyengat. Perut saya kontan memberikan sebuah isyarat untuk tambahan energi baru....Coba ah ke kios yang tertulis jual Pie Susu buat sekedar menenangkan perut ini.

Tapi memang lagi belum beruntung. Kue khas Bali itu belum diantar sama pembuatnya, baru ada agak siangan kata si penjual. Sebenarnya ada sih restoran dengan menu khas Bali di kompleks GWK. Tapi tahu sendiri kan kalau tempatnya ramai oleh wisatawan asing. Pastilah mahal. Bisa dipastikan tidak akan pernah sesuai dengan budget saya. Ya gpp diluar sana pasti ada kok, pikirku.

Ternyata prediksi saya tepat. Tidak begitu lama berkendara ke luar dari GWK menuju ke arah Pura Uluwatu, di sisi sebelah kiri jalan Raya Uluwatu ada warung penjual Nasi Campur Bali dengan Ayam Betutu (ayam yang diisi bumbu dan di panggang). 

Lauk pauk dipajang di etalase (DokPri).
Lauk pauk dipajang di etalase (DokPri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun