europeesche lagere school (ELS) membuat kebijakan baru kepada system pendidikannya semua anak orang eropa lain dan mereka yang legal disamakan dengan orang eropa lain yaitu berhak memasuki sekolah europeesche lagere school (ELS). europeesche lagere school (ELS) adalah sekolah untuk orang eropa dan untuk pribumi yang orang tuanya punya pangkat yang tinggi , sekolah ini awal didirikan pada tahun 1817 di Batavia dan sekolah yang serupa dengan ELS diperbolehkan dibangun di beeberapa tempat dengan syarat murid setidaknya ada 20 orang untuk di pulau jawa dan 15 orang diluar pulau jawa. Â
Beberapap para pahlawan yang pernah bersekolah di europeesche lagere school (ESL) contohnya seperti  IR. Soekarno yang sempat bersekolah di tempat tersebut melanjutkan pendidikannya ke Hogere Burger School (HBS), dan juga bapak Pendidikan indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara yang pernah bersekolah yang sama yaitu di europeesche lagere school. Orang orang yang akhirnya menjadi seorang pahlawan yang membebaskan indonesia daari penjajahan.
Hogere Burger School (HBS) sekolah ini diperuntukan kepada orang belanda atau pribumi yang tidak mampu membayar sekolah di ELS. Pada awalnya tidak menerima peserta didik Wanita, hal ini menuai pro dan kontra. Namun, pada tahun 1891 HBS menerima peserta didik Wanita. HBS didirikan pada tahun 1867di Batavia kemudian mendirikan lagi di Surabaya pada tahun 1875, selama 2 tahun didirikannya sekolah HBS di Surabaya pemerintah mendirikan lagi di semarang pada tahun 1877
Pada 28 september 1892 raja memutuskan untuk reorganisasi kebijakan Pendidikan dasar dimana sekolah bumiputra/pribumi dibedakan menjadi
- Sekolah Dasar Kelas Satu (De Eerstse School). Sekolah ini dimasuki oleh anak dari tokoh terkemuka dan orang-orang terhormat bumiputera.
- Sekolah Dasar Kelas Dua (De Tweede Klasse School) yaitu sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak bumiputera/pribumi pada umumnya.
- Sekolah Desa merupakan bentuk perwujudan keinginan pemerintah untuk menyebarkan pendidikan seluas mungkin dan dengan biaya serendah mungkin di kalangan penduduk
- Hollands Inlandsche School (HIS), di wilayah Surabaya terdapat HIS Negeri dan HIS bersubsidi.
- Algemene Middelbare School (AMS) didirikan sebagai sekolah lanjutan MULO sekaligus sebagai persiapan untuk memasuki perguruan tinggi dengan masa belajar 3 Jurnal Humanitas Vol. 7 No. 2, Juni 2021, hal. 81-92 90 tahun. Saat ini AMS setara dengan SMA
- Sekolah Raja (Hoofdenschool) atau biasa disebut OSVIA (Opleiding School voor Indische Ambtenaren atau Sekolah untuk Pendidikan Pribumi).
- Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool). Sekolah Pendidikan Guru di Indonesia pada awalnya diselenggarakan oleh zending di Ambon tahun 1834.
Ternyata dari pendirian sekolah yang masif terdapat diskriminasi terhadap pribumi yaitu adanya pembagian sekolah berdasarkan sosial dan ekonomi, terbatasnya fasilitas Pendidikan, dan tujuan Pendidikan hanya untuk sebagai pekerja dan kepentingan pemerintah.
Sebagai menutup dari tulisan singkat ini saya menyimpulkan penjajahan menimbulakn dampak terhadap Pendidikan yang dimana bertujuan untuk kepentingan pemerintahan, akses Pendidikan hanya mengutamakan kepada kolonial Belanda dan kaum elit pribumi. Mesikupun politik etis memiliki dampak yang positif seperti pembangunan sekolah. Tetapi, kebijakan tersebut tetap tidak memberikan akses yang merata bagi seluruh masyarakat dari hal tersebut kesenjangan Pendidikan di Indonesia masih terasa hingga sekarang. Esai ini menunujukan meskipun pendidikan pada masa kolonial berkembang, tujuan utamanya adalah mendukung eksploitasi kolonial dan mempertahankan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI