Mohon tunggu...
Arisandi
Arisandi Mohon Tunggu... Guru - Media Intelektual

Membacalah karena membaca merupakan perintah Tuhan Menulislah karena menulis bagian dari refleksi diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Menjadi Guru di Masa Pandemi Covid-19

27 Mei 2022   13:01 Diperbarui: 27 Mei 2022   13:06 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi guru tentunya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Dalam istilahnya, guru mempunyai arti digugu dan ditiru atau dalam makna lain guru harus bisa ditaati dan dicontoh oleh muridnya bahkan oleh masyarakat luas. Dalam istilah bahasa Arab "Uswatun Hasanah" artinya bisa menjadi contoh yang baik. 

Guru dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif dalam memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, hal ini supaya guru mampu merespon daya pikir anak, misalnya dalam memecahkan satu permasalahan. Berkaitan dengan hal di atas, guru menjadi elemen yang sangat penting bagi kehidupan bangsa sebagai pendidik generasi-generasi berikutnya.

Seperti yang sudah saya katakan di atas bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap murid-muridnya. Sebagaimana yang dikatakan tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" yang berarti; di depan, seorang pendidik harus mampu memberikan teladan yang baik, di tengah atau diantara murid, guru harus mampu memberikan ide/gagasan, dan di belakang, seorang guru harus meberikan dorongan dan arahan kepada murid-muridnya. 

Dalam arti yang lainnya bahwa seorang guru harus mampu berpikir kreatif, kritis, dan memberikan pengaplikasiannya yang baik atas pikirannya sendiri untuk membentuk generasi yang berbudi pekerti luhur dan bertakwa kepada Allah SWT. 

Maka boleh saya katakan bahwa pendidikan adalah bertjuan untuk mencapai kemerdekaan. Sebagaimana yang dikatakan Mas Menteri "Merdeka Belajar", saya tambahkan menjadi "Merdeka Belajar, Belajar Merdeka, Merdeka Dalam Berpikir".

Di eras digital ini, saya sebagai guru muda sungguh mempunyai tantangan yang besar dan tidak mudah. Di zaman internet ini murid begitu mudah untuk mendapatkan informasi tambahan demi memperluas pengetahuannya. 

Maka dari hal ini saya sebagai guru harus memberikan informasi-informasi baru kepada murid-murid. Di sinilah pentingnya berpikir kreatif, karena yang paling penting guru harus tahu kebutuhan siswanya sendiri.

Kurang lebih dua tahun setengah saya menjadi seorang guru, walapun semasa kuliah saya tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang guru di Sekolah Dasar (SD), tetapi bukan hal itu yang menjadi fokus berpikir saya untuk sekarang, namun bagaimana caranya mendidik anak dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan "mencerdaskan kehidupan bangsa".

Awal masuk menjadi seorang guru di SDIT Ibnu Sina pada bulan Agustus tahun 2019, waktu itu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah masih normal seperti biasanya. Namu, tidak disangka memasuki awal tahun 2020 sekitar bulan Maret proses belajar mengajar berubah total, yang semula ofline berubah menjadi online. 

Tentunya sudah kita ketahui penyebab dari terjadinya semua ini. Pandemi Covid-19 mengguncang dunia sehingga melumpuhkan aktifitas manusia disetiap negara.

Akibat pandemi melanda dunia, aktiftas manusia menjadi terbatas begitupun dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Semua lembaga pendidikan mendadak kosong tidak ada aktifitas belajar mengajar, hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan semua orang.

Lembaga pendidikan dikagetkan dengan adanya bencana ini, bingung, metode apa yang harus diterapkan ketika awal masa pandemi. Semua guru dituntut untuk tetap mampu memberikan pengajaran walau dalam keadaan jarak jauh. Kondisi seperti ini guru dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memberikan pengajaran kepada anak didiknya.

Pengajaran jarak jauh atau disebut (PJJ) menjadi salah satu cara yang digunakan lembaga pendidikan untuk tetap memberikan fasilitas pendidikan kepada murid-muridnya. 

Namun, cara ini sungguh sangat menantang untuk setiap guru, guru dan murid menjadi terbatas dalam proses belajar mengajar, guru menjadi kesulitan mengontrol anak-anak didiknya, murid menjadi kesulitan memahami apa yang disampaikan oleh gurunya karena tidak adanya interaksi langsung.

Dua tahun sudah pandemi belum juga berlalu bahkan sampai sekarang masih belum selesai walau sudah mulai melandai. Lembaga pendidikan mulai membuka pintu gerbangnya kembali untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, sungguh prosesnya sangat alot karena harus melalui tahapan-tahapan tetentu demi tetap menjaga keselamatan guru dan murid. 

Pemerintah menerapkan aturan khusus ketika ingin membuka kembali sekolah tatap muka. Semuanya harus taat protokol kesehatan demi menanggulangi penyebaran virus Covid 19.

Pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan kembali. Namun, semua itu tidak dapat dilakukan dengan 100% karena masih terbatas. Demi menjaga keselamatan setiap guru dan murid maka pembelajaran dibagi menajdi dua, ada yang tatap muka dan ada yang online atau disebut PTM 50% atau disebut juga Metode blended learning.

Dengan menggunakan tekhnologi yang sudah ada, Alhamdulillah pembelajaran dimasa pandemi bisa teratasi. Namun, disini guru dituntut untuk melek tekhnologi karena semua pembelajaran menggunakan komputer dan akses internet. 

Sebagai usahanya untuk tetap memberikan pengajaran, maka digunakanlah aplikasi pendukung seperti Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom dan yang lainnya yang bisa mendukung proses belajar mengajar.

Dengan memahami  dan menggunakan tekhnologi yang digunakan maka pembelajaran jarak jauhpun bisa dilakukan dengan mudah walau terkadang terkenadala akses internet yang buruk atau terkendalan komputer yang eror. Kendala-kendala seperti itu yang terkadang membuat guru harus memutar kembali otaknya untuk tetap bisa memberikan pengajaran kepada muridnya.

Harapan kita semua tentunya proses KBM kembali seperti semula yaitu tatap muka 100%, jangan lupa untuk selalu berdoa semoga pandemi ini cepat berlalu dan aktifitas sekolah kembali normal.

Penulis: Arisandi
Sebagai guru di SDIT Ibnu Sina Duren Sawit Jakarta Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun