sasih, saat aku melihat mu dulu, kau masih ada dalam buaian ibu mu, terbalut dengan selembar kain ditangan ibu mu
Kini kau tumbuh dewasa, kau tumbuh menjadi sosok perempuan yang cantik jelita, kau menjadi sosok perempuan yang manis. saat melihat kecantikan mu tak seorang pun akan berhenti melihat kesempurnaan diri mu.
Bibir mu yang manis, merah merona seperti bunga mawar yang baru mekar.
Mata mu yang tajam serta bulu mata mu yang indah seolah hari yang cerah selalu ada didepan mu.Â
Oh Tuhan betapa aku melihat ciptaan mu, sungguh kau menampakan kehebatan mu di hadapan ku, di hadapan semua ciptaan mu.
Sasih masih ingatkah diri mu tentang aku yang dulu pernah ada di tenda mu satu bulan penuh?, kau begitu terlihat lugu, polos dan malu-malu.
Lihatlah aku sasih, lihat. Kini Tuhan mengantarkan aku kembali untuk bertemu dengan mu dan juga keluarga mu.
Ijinkan aku Sasih, ijinkan aku menumpahkan semua rasa yang ada dalam hati ku, yang kian tumbuh dan mekar, ijinkan aku sematkan sebuah tanda dijari manis mu agar menjadi bukti kebesaran cinta ku untuk mu.
Oh Tuhan benarkah ini semua akan terjadi? Sedangkan aku saat ini sudah terlalu lama berbaring di tempat tidur ku. Kaki ku tidak mampu untuk berjalan, tubuh ku tak mampu untuk bangun, tangan ku tak mampu lagi untuk menggenggam erat bayang nya.
Oh Sasih ku, kasih ku, akan kah kau datang menemui ku malam ini? Akan ku berikan kau setangkai bunga mawar keseukaan mu, datanglah Sasih, duduklah disamping ku, aku ingin berbagi cerita dengan mu, aku ingin melihat senyum mu.