Lalu apa yang menyebabkan hal demikian bisa terjadi? Lagi-lagi ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua yang tidak hanya diberatkan pada pengetahuan seorang ibu tetapi pengetahuan seorang ayah juga tak kalah penting.
Selain pendidikan dan pengetahuan, faktor ekonomi sebenarnya juga mempengaruhi terjadinya stunting pada anak balita. Tetapi hal ini masih bisa dikendalikan terutama oleh orang tua yang tinggal di pedesaan dan berpenghasilan rendah.
Ekonomi yang rendah tidak selamanya berpengaruh pada kesehatan dan pertumbuhan anak. Orang tua yang tinggal di daerah pedesaan juga bisa memberikan perawatan yang baik untuk anak-anak mereka dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di daerahnya. Mereka dapat memberikan asupan yang bergizi, misalnya ikan dari hasil melaut, sayuran dari hasil tani, ataupun susu dan telur dari hasil ternak, karena pada dasarnya kebutuhkan tubuh anak akan protein hewani seperti susu, telur, dan daging (terutama ikan) sangat penting dalam proses pertumbuhan.
Dan perlu diperhatikan bahwa kebutuhan gizi anak tidak bisa dipenuhi jika hanya berfokus pada banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi, tapi makanan yang dikonsumsi juga harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan anak.
Secara keseluruhan, peran orang tua dapat mencegah stunting pada anak, mulai dari pemenuhan asupan gizi yang tepat, perawatan yang baik, menciptakan lingkungan yang sehat, dan mempunyai pengetahuan yang cukup. Dengan demikian, melibatkan orang tua dalam upaya pencegahan stunting sangat diperlukan untuk melahirkan anak yang sehat, cerdas, hebat, tangguh, kreatif, dan inovatif yang nantinya akan menjadi harapan bagi bangsa dan negara di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H