Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: The Message

19 Februari 2024   22:25 Diperbarui: 19 Februari 2024   22:43 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: shopee.com

I sent this message to the sea, Praying that the wind carries it across to the beach of Marina.

There, beneath the red and yellow sunset, whisper these words to the city of Atlas.

I sent this message to the crowd of the living,

Silence your voices just for a second, for the wind is weak, and I fear my dying pleas might not reach her.

I didn't exist before I met you, 

Never did a song sound so beautiful before the thought of you danced to its melody.

To say I miss you is insulting, for your name never truly leaves me. 

It's in every step, every molecule of air that escapes my lungs,

It's in my veins pulsing, my heart beating, and my head dreaming.

You're my sanctuary, the place I spend every night praying to the Lord. 

To say that I love you is demeaning, for the universe is within you, how can love be enough?

Wherever you are, may these words find their way to you. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun