Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen: "Gadis Gagak" Bagian 1 dari 2

13 Maret 2023   10:46 Diperbarui: 13 Maret 2023   13:14 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santos tidak menyukai pesta dansa. Baginya semua kemegahan itu tak lebih dari pertunjukan boneka. Para bangsawan mengundang koleganya untuk menari dan minum-minum, untuk apa? membicarakan bisnis, bertukar gosip kerajaan atau menjodohkan anak-anak mereka. Sungguh menggelikan.  Lakukan saja di ruangan kerja, buat apa membuang waktu berputar-putar seperti monyet diiringi alunan musik. 

Itulah mengapa sejak senja tadi ia tetap duduk menyendiri di sudut ruang dansa tanpa menghiraukan hiruk pikuk manusia disekelilingnya. Hari ini, kediaman Qasillas keluarganya menjadi tuan rumah pesta dansa mingguan di ibukota kerajaan. Meski telah didandani oleh pelayan dan mengenakan pakaian mewah, Santos tidak mengajak satu wanita pun untuk berdansa. 

Berbekal sebuah buku, Santos duduk di kursi tanpa meja agar para tamu tidak bisa bergabung dengannya. Mata si pemuda terpaku membaca setiap penggalan kalimat pada buku yang dipegangnya.

 "Marina mencarimu, nak"

Santos menoleh kaku pada asal suara itu. Seorang pria paruh baya berdiri tegap disampingnya. Rambut yang mulai beruban disisir rapi kebelakang, senyuman berseri ia lemparkan dari sela-sela kumis  dan janggut yang bersarang rapi di wajahnya.

"Aku sudah bertemu dengannya tadi, ayah. Mungkin ia sedang menghibur bangsawan lain saat ini." Ujar Santos acuh tak acuh.

Telapak penuh urat nadi mendarat pelan di pundak Santos, "Kau tidak bisa terus seperti ini, Santos. Marina gadis yang baik. Keluarganya juga sangat dekat dengan keluarga kita. Ia bisa jadi istri yang tepat untukmu." Sahut si pria tua.

Pemuda itu mengangkat satu alis, bukunya ia tutup. 

"Tentu saja, yah. Semua prajurit yang pernah tidur dengannya pasti punya pendapat yang sama denganmu." Ucap Santos datar.

"Jaga bicaramu, nak! Ada banyak orang disini."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun