Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Silent Symphony" by Aris Balu

16 Desember 2022   14:43 Diperbarui: 27 Februari 2023   17:39 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I've seen what silence did to the best of lovers, I've seen the lights leaving their eyes

At first, it was beautiful how betrayal could destroy even the tallest fortress, seeing their dreams crumbled by the thought of an unanswered love

Until silence came to claim me

It comes for vengeance, for the unreadiness to make amends with my inner demon

For the chaos of articulating is my domain

To speak is like breathing, it tends to be my nature

Until your silence came to me, when the only voice I wanted to hear was yours

When it calms the storm within and allows me to listen truly, your silence came

And along with it, my insecurity and pain, the ice and fire of a self-proclaimed hurricane

For I've got no one to blame, in silence, I shall remain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun