Apa harga dari kebebasan? Adakah batas sampai sejauh mana upaya yang dilakukan demi menjamin kebebasan? Beberapa dari teman-teman mungkin tidak tahu jawaban atas pertanyaan tersebut, sementara yang lain akan menjawab bahwa harga dari kebebasan adalah segalanya.Â
Apapun harus kita korbankan demi mencapai sebuah masyarakat yang terbebas dari ancaman atas keberadaannya, bahkan jika itu berarti merengut kebebasan orang lain.Â
Jika demikian, apakah mereka yang rela membayar lunas dan menanggung penderitaan tersebut patut diagungkan sebagai pejuang kebebasan, ataukah orang yang haus akan kekuasaan dan terkubur moralnya oleh idealisme semu?
Saya rasa tidak ada karakter fiksi yang dapat membantu kita untuk menjawab pertanyaan diatas sebaik Eren Yeager, tokoh utama dari serian manga dan anime populer, Attack on Titan.Â
Sebagai salah satu anime yang sarat akan pergolakan politik, Attack on Titan memberikan sebuah gambaran sederhana tentang perjuangan sebuah kelompok etnis mempertahankan eksistensinya dimuka bumi.Â
Eren Yeager sebagai bagian dari masyarakat tersebut merupakan kulminasi ekstrim akan cita-cita masyarakat Eldia untuk terbebas dari monster raksasa Titan serta negara-negara lain yang menginginkan kehancuran mereka.Â
Beban moral tersebut membuat dirinya menghilangkan kemanusiaannya dan menyusun rencana untuk melakukan pemusnahan masal terhadap masyarakat dunia melalui "The Rumbling", demi menyelamatkan teman-teman serta negaranya.Â
Hal tersebut mengingatkan saya akan "perjuangan" seorang pelukis muda dari Austria yang merasa dirinya menanggung beban moral yang sama hingga berujung pada salah satu perang terbesar dalam sejarah.Â
Perlu saya tekankan, tulisan ini tidak bertujuan untuk men-cocoklogi karakter Eren Yeager dengan Adolf Hitler. Meskipun melakukan kejahatan yang sama yaitu genosida, keduanya memiliki motivasi yang berbeda yang akan kita bahas melalui penjabaran latar belakang Eren secara singkat, bagaimana isolasi politik yang dialami oleh kelompok masyarakatnya serta keberadaan titan menjadi faktor krusial akan terlaksananya "The Rumbling."Â
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tentang apakah pembunuhan masal yang dilakukan oleh Eren Yeager dapat dijustifikasi demi menjamin kebebasan masyarakatnya ataukah sebuah kesalahan fatal seorang bocah yang dibutakan oleh penderitaan dunia.
Oleh karena itu, sekali lagi silahkan teman-teman menyiapkan kopi dan snack, nyalakan rokok (biar seblew) dan mari menyelam kedalam tulisan singkat saya tentang sang iblis dari pulau Paradise, Eren Yeager.