Mohon tunggu...
Aris Budiyanto
Aris Budiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan Pemperhati Pendidikan

Metacognition, Mathematics Education, Teacher Development, Educatinal Policy, Islamic Eduction

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kunci Sukses dan Hidup Bahagia

17 April 2022   08:23 Diperbarui: 17 April 2022   08:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesuksesan sering dikonotasikan oleh kebanyakan orang dengan keberhasilan memperoleh materi dengan kadar tertentu. Bagi pengusaha ukuran sukses ditentukan oleh seberapa banyak uang yang bisa dikumpulkan, bagi anak muda mungkin bisa mendapatkan kekasih pujaan sebagai tolak ukur kesuksesan. Jika berpatokan hanya pada hal seperti itu berapa banyak orang tidak beruntung di dunia ini dengan kehidupan yang mereka dapatkan. Karena banyak kehidupan yang dijalani oleh kebanyakan orang tidak sesuai dengan apa yang mereka rencanakan dan harapkan. Untuk bisa merasakan kesuksesan setiap orang harus memahami dan mengamalkan kunci kesuksesan.

Allah SWT telah mengajarkan bagaimana agar setiap manusia bisa merasakan kesuksesan tanpa harus menunggu dulu berhasil mendapatkan apa yang didambakan. Kunci kesuksesan adalah ridho akan takdir yang Allah SWT telah tetapkan. Bahkan barang siapa mengimani hal tersebut dipastikan akan mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat.

Kesusahan hidup yang dialami oleh manusia seringkali karena lupa bahwa setiap dimensi kehidupan yang dijalani tidak pernah lepas dari takdir. Allah SWT sesungguhnya telah menetapkan takdir seluruh  ciptaanya sampai hari kiamat kelak secara terperinci di lauh mahudz yang tidak akan pernah ada satu mahluk pun bisa lepas dari padanya. Sementara manusia seringnya lupa akan rumus takdir yang Allah SWT telah tetapkan. Ketika berhasil mendapatkan yang diimpikan menganggap semua keberhasilanya adalah hasil kerja kerasnya, dan ketika kegagalan menghampiri malah meratap, mengeluh dan menanyakan kebaikan Allah SWT.

Himak kejadian biasanya datang setelah beberapa saat kemudian, bahkan ada yang sampai tahunan baru disadari hikmah kebaikanya. Dahulu yang dirasakan buruk pada kemudian waktu justru lebih baik untuk untuk kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun