"Lentera di Sudut Kelas"
Di sebuah sekolah kecil yang berada di pelosok desa, seorang Guru bernama Pak Aris menjadi inspirasi bagi murid-muridnya. Dengan segala keterbatasan fasilitas, ia bertekad memberikan pendidikan terbaik. Buku-buku usang, papan tulis yang mulai lapuk, dan kursi-kursi reyot tak pernah mengurangi semangatnya.
Suatu hari, Pak Aris memberikan tugas kepada murid-muridnya untuk menulis impian mereka di atas kertas. Anak-anak menulis dengan penuh antusias. Ada yang ingin menjadi dokter, insinyur, hingga guru seperti Pak Aris Namun, ada satu tulisan muridnya yang mencuri perhatian: "Aku ingin punya lampu di kelas ini, agar kami bisa belajar lebih lama saat matahari sudah tenggelam."
Tulisan itu milik Bima, seorang anak yang pendiam tapi cerdas. Ia sadar bahwa keterbatasan fasilitas sering kali menghambat mereka untuk belajar lebih banyak. Pak Aris tersentuh. Ia mulai berpikir keras bagaimana mewujudkan harapan sederhana itu. Â Â
Pak Aris mengajukan proposal ke pemerintah, tapi responsnya lambat. Akhirnya, ia mengajak warga desa bergotong-royong. Mereka mengumpulkan sumbangan dan tenaga untuk memasang panel surya di sekolah, proyek kecil ini menjadi kebanggaan seluruh masyarakat di daerah tersebut.
Saat malam pertama lampu menyala di kelas, Bima menatap Pak Aris dengan mata berbinar. "Pak, apakah aku bisa belajar lebih banyak sekarang?" tanyanya polos. Dengan senyum penuh haru, Pak Aris menjawab, "Tentu, Bima. Lentera ini milik kita semua, agar masa depan kamu dan teman-temanmu semakin terang."Â
Sejak itu, semangat belajar di sekolah itu meningkat. Kisah perjuangan sederhana mereka menjadi inspirasi, tidak hanya bagi warga desa, tetapi juga bagi orang-orang di luar sana.Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI