"Kita berhenti bukan karena aku tak mencintaimu, tapi kita niatkan berbakti kepada orang tua, karena aku tak mau kamu disalahkan dikemudian hari jika ada apa apa dengan kita," katanya lagi, iya kami saudara dekat dan weton kami tak cocok.
***
Aku mengingatnya saat aku berada dalam kesepian dan hatiku sedih. Aku selalu mengingat kenangan itu untuk mengobati luka dan kecewa untuk tetap bersyukur kepada yang kuasa jika pernah ada orang yg bukan orang tuaku mencintaiku dengan baik.
Kenangan yang dengannya membuat hariku penuh dengan suka, bagaimana ia membangganku didepan teman2y, caranya menatapku saat aku bercerita, lalu menanggapinya, caranya memberikanku surprise-surprise kecil, bagaimana ia menghiburku, memberikanku petuah dan senyuman tulus yg memberiku energi tersendiri untuk tetap menjalani hidup di dunia ini.
"Aku pernah sangat bahagia waktu itu, jadi tidak apa-apa jika aku bersedih, kecewa, dipandang rendah". Batinku.
Aku pernah menjadi orang yang beruntung, mungkin saat ini Tuhan sedang mengujiku. Kehidupan yang tidak sesuai dengan ekspektasiku, pilihan yang kukira bisa mrmbuatku bahagia, hanya ilusi....
Tak apa, aku masih punya kenangan Indah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H