Santet sperma dari Malang Selatan
Melanjutkan yang belum selesai,Â
Tentang persahabatan mbah Slamet dan pak Toha, mereka masih asik berbincang di bawah gubuk jerami pinggir sawah. Sehari-hari mbah Slamet bertani padi, hektaran sawahnya tidak menjadikannya duduk manis, ia ikut mengerjakan, karena kalau tidak gerak tubuhnya bisa sakit dan linu.
"Mas Slamet, la terus pripun niku bu Titik?," tanya pak Toha menimpali cerita mbah Slamet sebelumnya.
"Udah tak suruh berhenti, cari yang lain tapi dia ngotot sampe dapat, la emang aku Gusti Allah, ngatur ngatur takdir, hahahha," celetuk mbah Slamet.
"Hehehe... la pripun mas, namanya juga tresno," kata pak Toha.
"Iku bukan tresno, tresno it tulus ikhlas, iki nafsu, menungso kok nafsu, ilang hati nuranine," jelas mbah Slamet.
"Hmmm.. njeh mas," kata pak Toha.
"Uwes, ganti topik, piye kabare anak wedokmu?," tanya mbah Slamet.
"Alhamdulillah mas, anake 1, sehat lan kecukupan," jawab pak Toha.