Mohon tunggu...
Aris Yeimo
Aris Yeimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumnus STFT Fajar Timur Abepura - Jayapura

Mengembara dan berkelana.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilot Philip Mark Marthens Bebas: Pukulan Telak bagi Pemerintah dan Militer Indonesia

21 September 2024   14:38 Diperbarui: 21 September 2024   14:42 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, pembebasan para sandera ekspedisi Lorentz juga didasarkan atas niat baik dari pihak TPNPB-OPM. 

Bagi kami, opini publik yang dibangun oleh berbagai media massa untuk menyudutkan salah satu pihak sangatlah tidak fair. Para wartawan harus menegakkan prinsip cover both side. Setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden/narasumber harus bermutu agar tidak terbangun kesan ada keberpihakan kepada salah satu pihak. 

Lalu, pelajaran berharga apa yang dapat kita belajar dari peristiwa penyanderaan ini? 

1. Pilot Marthens dibebaskan atas dasar kemanusiaan. 

2. TPNPB - OPM berhasil menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa mereka mampu menghormati nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan hukum humaniter. 

3. TPNPB - OPM berhasil memberikan pelajaran berharga kepada Pemerintah dan Militer bahwa dalam keadaan apapun kemanusiaan harus menjadi prioritas. 

4. TPNPB - OPM telah berhasil menunjukkan kepada dunia internasional bahwa mereka masih tetap eksis dan akan terus memperjuangkan pembebasan nasional bagi rakyat Papua Barat. 

5. Peristiwa pembebasan pilot ini semacam tamparan keras bagi Pemerintah dan Militer bahwa jika dengan negosiasi dan dialog damai dalam rangka menyelesaikan persoalan Papua secara holistis dan komprehensif dapat dilakukan, mengapa pendekatan represif selalu menjadi opsi yang dianggap paling masuk akal dalam merespon perjuangan rakyat bangsa Papua Barat? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun