Mohon tunggu...
Aris Yeimo
Aris Yeimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumnus STFT Fajar Timur Abepura - Jayapura

Mengembara dan berkelana.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Korelasi Filsafat Pendidikan Menurut Platon dan Tan Malaka

26 Oktober 2023   11:19 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:28 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Platon meyakini bahwa matematika menjadi pengetahuan yang lebih tinggi dari pada pengetahuan yang hanya didasarkan pada opini. Dia mampu mempengaruhi jiwa dan menghantar jiwa naik lebih tinggi dari segala hal yang indrawi. Menurut Tan Malaka, matematika merupakan ilmu yang mudah, tapi mampu membentuk peserta didik untuk berpikir secara logis dan cerdik memakai berbagai cara dalam memecahkan persoalan (Malaka.,95).

Kedua, Platon mengartikan dialektika sebagai proses berpikir yang aktif, di mana rasio maju melalui diskusi pada tataran konseptual dan ilmiah. Platon amat mengagungkan dialektika. Menurutnya, dialektika merupakan mahkota dari segala pengetahuan, ilmu yang diprogramkan untuk pada calon pemimpin (Wibowo.,142). 

Dengan dialektika, para pemimpin mampu menangkap segala idea kebaikan dengan rasionya. Pemimpin juga mampu berbicara benar tanpa bersikap bohong di hadapan publik. Tan Malaka memakai dialektika Platon untuk memerangi sikap monopoli kekuasaan, harta dan kecerdikan kolonial Belanda.

Ketiga, pendidikan tidak hanya cukup membekali diri dengan pengetahuan, tetapi perlu juga wujud nyata dalam kehidupan bersama. Platon sangat menganjurkan peserta didik mengkontekstualisasikan pengetahuan yang dimilikinya di tengah masyarakat. 

Program live in di lapangan menjadi salah satu program yang wajib bagi seorang pemimpin. Platon mengandaikan bahwa pada tingkatan ini, seorang pemimpin telah bijaksana untuk mengendalikan hasratnya akan makan, minum, seks dan uang. Dia sepenuhnya sudah terbentuk untuk mengabdikan diri dalam mengupayakan kebaikan bersama.

Tan Malaka pun mengajarkan peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan secara rasional, tapi juga mempraktikan pengetahuan dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, pendidikan prakti lapangan Platon sangat digemari oleh Tan Malaka.

Pendidikan praktik lapangan membuka kesadaran peserta didik untuk tidak lagi mencari kepentingan dirinya sendiri, melainkan untuk semua orang. Inilah yang disebut figur kalos kagathos dalam pandangan Platon. Dia memiliki kebijaksanaan untuk menegakkan nilai-nilai keutamaan tanpa tunduk pada hasrat yang buruk.

Referensi

Cahyadi, Haryanto. 2017. PAIDEIA -- Mendidik Negarawan Menurut Platon. Yogyakarta: PT Kanisius.

A. Setyo Wibowo. 2017. PAIDEIA - Filsafat Pendidikan Politik Platon. Yogyakarta: Kanisius.

Jalaluddin. H, dan H. Abdullah Idi. 2011. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat dan Pendidikan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Malaka, Tan. 2014. MADILOG (Materialisme, Dialektika dan Logika). Yogyakarta: NARASI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun