Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peretasan Pusat Data Nasional (PDN): Tamparan Digitalisasi

1 Juli 2024   10:25 Diperbarui: 1 Juli 2024   14:16 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peretasan Pusat Data Nasional ini memperlihatkan betapa rentannya sistem kita. Semua teknologi canggih ini hanya sekuat rantai terlemahnya. Dan yang seringkali terjadi rantai terlemah itu adalah manusia, bukan mesinnya. Karena seberapapun hebatnya sebuah teknologi, jika manusia yang menggunakannya tidak memiliki pemahaman dan kewaspadaan yang cukup, maka teknologi itu sendiri bisa menjadi bumerang.

Manusia di Balik Mesin

Cerita tentang peretasan sering kali hanya menyebutkan aspek teknisnya saja. Namun, mari kita lihat dari sisi manusiawi. Ada kisah tentang seorang petugas IT yang harus begadang berhari-hari, mengejar bayang-bayang hacker yang begitu lihai. Di satu sisi, kita mengutuk para peretas, namun di sisi lain, mereka sering kali adalah orang-orang cerdas yang memanfaatkan celah yang kita tinggalkan.

Bayangkan, bagaimana perasaan para petugas keamanan data yang harus menanggung beban berat ini. Mereka seperti penjaga malam di taman yang luas, sementara peretas adalah pencuri yang tak kenal lelah. Setiap malam adalah pertarungan baru, setiap hari adalah ujian. Dan ketika satu celah ditemukan, celah lainnya bisa saja muncul.

Dari Ironi Menuju Solusi

Peretasan Pusat Data Nasional adalah ironi yang menggugah kesadaran kita akan pentingnya keamanan di era digital. Ini bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari perjalanan menuju sistem yang lebih aman dan andal. Kita tidak bisa lagi hanya terpesona oleh gemerlap teknologi, tapi harus belajar untuk waspada dan bijak dalam menghadapinya.

Ironi ini adalah pengingat bahwa di balik segala kemudahan yang ditawarkan digitalisasi, ada tanggung jawab besar yang harus kita emban. Seperti kata bijak dalam film Spiderman "Kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar." Digitalisasi adalah kekuatan besar, dan keamanannya adalah tanggung jawab negara yang utama.

Jadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk membangun sistem yang lebih kokoh, demi masa depan digital yang aman dan cerah. Semoga, dari sini kita bisa belajar untuk tidak hanya mengejar kemajuan, tapi juga kesiapan menghadapi segala rintangan yang ada di depannya.

Membangun Sistem yang Lebih Tangguh

Untuk membangun sistem yang lebih tangguh, kita perlu pendekatan menyeluruh. 

Pertama, pendidikan dan pelatihan di bidang keamanan siber harus diperkuat. Para profesional di bidang ini harus terus-menerus diberi pelatihan tentang ancaman terbaru dan bagaimana cara menghadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun