Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Game Lebih Asyik daripada Belajar

9 Januari 2021   15:33 Diperbarui: 9 Januari 2021   15:40 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan saya, bagaimana dengan dunia nyata yang mereka hadapi sehari-hari di tengah-tengah kita. Di lingkungan rumah, di lingkungan sekolah dan di lingkungan pertemanan mereka?

Tidak jarang, pada saat nilai buruk yang di dapat anak-anak kita dari hasil ulangan atau ujian, orang tua dan guru justru menghakimi mereka habis-habisan. Reaksi yang diperlihatkan seolah-olah dunia sudah selesai bagi anak-anak yang mendapatkan nilai jelek ini. 

Para guru jarang memberikan kesempatan memperbaiki seperti halnya dunia game. Para orang tua seringkali menghukum dengan melabeli anak-anaknya yang mendapatkan nilai jelek.

Nah, teman-teman, inilah cerminan dunia pendidikan kita yang sangat jauh berbeda dengan suasana di dalam dunia game. Dunia game tidak mengenal hukuman, dunia pendidikan sangat sering menghukum dan menghabisi motivasi anak-anak hingga titik terendah di dunia nyata. 

Inilah yang kita kuatirkan saat ini, seringkali menghukum tanpa memberitahu cara memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh anak-anak kita. Tidak jarang kita menghakimi tanpa memberikan kesempatan mereka untuk bisa mengubah keadaan seperti para petualang di dalam dunia game yang selama ini digandrungi mereka.

Inilah cerminan kita sebagai guru dan orang tua yang sewajarnya bisa merenungi, sejauh mana kita mendidik, membimbing dan mengarahkan mereka. Mereka adalah obor yang memerlukan bahan bakar dan pemantik agar bisa menerangi jalan gelap yang akan dilalui. Anak-anak kita adalah kertas yang masih polos, yang jika kita menginginkan kertas ini bergambar indah, maka diperlukan pensil berwarna dan diukir serta digurat dengan garis-garis yang penuh dengan estetika. 

Mari jadikan diri kita guru dan orang tua yang selalu memuji jika mereka melakukan kebaikan dan meraih keberhasilan. Memotivasi manakala mereka mengalami kegagalan dan mengarahkan pada saat mereka melakukan kesalahan. 

Mari hadirkan dunia yang sangat menyenangkan buat mereka di dunia nyata, seperti halnya permainan atau game di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun