Mohon tunggu...
Ariq Merdiansyah
Ariq Merdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yippe Ki Yay

Hooman(ist?)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"MENDENGAR" yuk!

11 Oktober 2022   14:46 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan berbincang-bincang/ foto oleh Katarina Bolovtsova, via Pexels.com

Salah satu kemampuan yang harusnya semua orang miliki, yap "mendengarkan". banyak dari kita mungkin saat ini sudah berani melantangkan sebuah pendapat atau gagasan yang dimiliki untuk bisa didengarkan oleh orang lain namun rasanya masih sedikit orang yang mempunyai kemampuan selain berani menyuarakan pikirannya, berani juga untuk sedikit "nunduk" dan membuka lebar-lebar telinga guna mendengarkan orang lain bersuara.

Apa jadinya jika semua orang mempunyai kemampuan menyuarakan sesuatu tetapi dia tidak mendengarkan orang lain? yap yang terjadi hanya kebisingan. kemarin sempat lihat berita di sosial media tentang orang bunuh diri, yap saya sendiri tidak tahu motif dari orang tersebut melakukan itu, namun yang menjadi highlight saya adalah beragam komentar yang diutarakan oleh netizen tentang berita tersebut. salah satu nya mereka mencoba membuka "konsultasi" gratis untuk sekedar bisa jadi tempat cerita dan curahan hati bagi sesama netizen yang mungkin sedang mengalami masa-masa sulit saat ini. 

yap meskipun ketika kita merasa ada yang berbeda atau aneh dari diri kita baiknya kita konsultasi ke pihak yang memang ahli dalam hal tersebut seperti dokter dan ataupun profesional lainnya. namun sederhananya saya melihat itu sebagai rasa empati mereka terhadap orang-orang yang mungkin sedang mengalami struggle didalam hidupnya.

Sederhananya mereka melakukan hal yang paling mudah dilakukan, yaitu "mendengarkan". bantuan yang mungkin banyak sekali orang butuhkan, tetapi tidak banyak tempat untuk sekedar bercerita. terlebih mendengarkan nyatanya tidak semudah kita berbicara, banyak sekali dari kita sebelum "mendengarkan" sudah terlebih dahulu membantah argumen ataupun cerita yang dilontarkan oleh orang lain. Untuk melatih kemampuan berbicara saat ini pun sudah ada sekolahnya, sudah ada jenjang akademik nya, tapi rasanya untuk melatih "mendengar" sampai saat ini belum ada pendidikannya.

Mungkin banyak dari kita yang berasumsi bahwa "ya kalau mau didengar, suara kamu harus lebih kenceng dulu, pendapatmu harus lebih bagus dulu, retorika kamu harus baik dulu" dan sebagainya, namun rasanya  gak adil jika emang itu konsep jika ingin didengarkan, ya karena balik lagi tidak semua orang punya bekal bisa 'menyuarakan' pemikirannya, punya retorika yang baik tapi tetap saja semua orang butuh 'didengar'. kamu seseorang ekstrovert, kamu seorang introvert tetap saja kamu butuh didengar. that's must be simple!

Pada dasarnya, "mendengar" berangkat dari rasa peduli kita, rasa peduli yang mudah sebenarnya dilakukan tapi sialnya tidak semua orang bisa dengan baik melakukannya. sesimple bertanya "how's ur day?", ataupun "apa kabar?" rasanya cukup untuk kita bisa menjadi "pendengar". banyak dari teman, kerabat, keluarga kita depresi dengan masalah yang dihadapinya trus kamu bingung mau bantu apa? pertama yang dilakuin, 'mendengarkan'. biarkan mereka cerita bahkan ada orang meminta bantuan hanya untuk didengarkan. Tidak berharap untuk dibantu secara langsung, namun hanya butuh didengar saja ada yang sudah lebih dari cukup kok.

dengan "mendengarkan" itu menjadi gerbang kita juga untuk suatu hari nanti ketika kita mengalami masa yang sulit, kita jauh lebih tidak sungkan untuk sekedar bercerita kepada seseorang. karena dengan bercerita sedikit banyak akan meredamkan peliknya masalah yang dihadapi, memang tidak serta merta masalah tersebut langsung hilang ataupun selesai tapi rasanya dengan bercerita itu akan menjadi perbekalan untuk menghadapi "medan perang". 

Yap ini adalah sedikit tulisan mengenai keresahan aku dalam menjalani kehidupan, dan bertepatan dengan hari kesehatan mental sedunia 10 Oktober kemarin. semoga aku, kamu dan siapapun disana bisa lebih aware ketika ada teman, kerabat atau keluarga yang sedang tidak baik-baik saja. kalo capek, istirahat. hidup ga harus selalu lari. bisa jalan santai bahkan berhenti sejenak. "semangat untuk kita semua yang sedang mengusahakan untuk terus hidup karna yakinlah hidup kita bermakna, satu per satu kalian penting!" yeapp itu adalah ucapan komentar di twitter yang membuat aku speechless dan kujadiin untuk penutup. selamat hari kesehatan mental sedunia :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun