Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta yang sibuk, muncul sebuah tempat istimewa di Kebayoran Lama yang  menggabungkan seni, kopi, dan literasi: Kampoeng Gallery. Bukan hanya sekadar tempat ngopi biasa, tempat ini menawarkan pengalaman unik di mana setiap pengunjung yang ingin menikmati kopi bisa sambil membaca beragam buku yang telah disediakan.
Kampoeng Gallery, yang terletak di sudut yang tersembunyi dari keramaian kota, memberikan rasa nyaman, ide dan kreatifitas. Setibanya di sana, pengunjung disambut oleh dekorasi menarik seperti barang-baranng antik, berbagai jenis alat musik, dan deretan buku-buku yang berjejer rapi di rak-rak kayu. Tempat ini bukan hanya galeri seni visual, tetapi juga galeri literasi.
Pemilik Kampoeng Gallery, Fathul, memiliki visi yang jelas untuk meningkatkan literasi melalui tempat yang telah dia bangun. "Buku-buku disini sengaja disediain emang buat dibaca sambil nongkrong, jadi bukan buat pajangan aja. Harapannya sih bisa ningkatin literasi pengunjung karena seperti yang kita tau literasi di Indonesia itu masih rendah. Apalagi konsep kedai kopi yang nyediain buku kayak gini belum banyak, jadi semoga aja bisa menginspirasi pemilik kedai kopi lain," ujar Fathul saat wawancara di Kampoeng Gallery, Sabtu (6/1/2024).
Setiap sudut di Kampoeng Gallery memiliki cerita tersendiri. Meja-meja kayu yang teratur disusun di bawah lampu gantung yang hangat menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca. Beberapa pengunjung memilih membawa buku dari rak-rak mini yang tersebar di sepanjang dinding, sementara yang lain memilih menikmati buku bawaan mereka.
Melalui buku yang disediakan, dapat memberikan pengalaman menikmati kopi sambil membaca buku, yang tidak bisa didapatkan disemua kedai kopi. "Kami ingin mendorong kebiasaan membaca dan berbagi pengetahuan di antara para pengunjung kami. Kopi dan buku, dua elemen yang saling melengkapi," tambah Fathul.
Kampoeng Gallery terus melakukan pembaruan secara berkala terhadap koleksi bukunya, dengan komitmen untuk memberikan pengalaman membaca yang segar dan relevan. Fathul sebagai pemilik sering kali mencari buku bacaan di sekitar Kampoeng Gallery dimana ada pasar di Kebayoran Lama yang banyak menjual barang-barang bekas termasuk buku, "Buku-buku nya juga update terus, soalnya saya suka keliling cari-cari buku bekas sekitar sini," ungkap Fathul.
Kampoeng Gallery juga sempat viral di media sosial berkat konsep dan dekorasi uniknya yang berhasil menciptakan suasana yang tak terlupakan untuk para pengunjung. Viral di dunia maya, kampung ini menjadi sorotan pengguna sosial  media karena berhasil menggabungkan seni, kreativitas, dan keunikan dalam setiap sudutnya.
Selain menyuguhkan tempat, dekorasi, dan kenyamanan menu di Kampoeng Gallery juga sangat variatif. Walaupun tempat ini adalah kedai kopi tetapi mereka juga menjual beragam makanan seperti nasi goreng, mie goreng, kentang goreng dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan minuman yang mereka jual, selain kopi mereka juga menjual berbagai macam minuman selain kopi, dengan harga yang terjangkau.
Fathul berharap bahwa Kampung Gallery tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi dan buku tetapi juga menjadi ruang komunal untuk berkumpul bersama kerabat atau keluarga. "Saya ingin Kampoeng Gallery ini juga bisa jadi tempat ngumpul yang nyaman, dari segi tempat, menu, dan harga yang disediakan. Makanya kita sediain minuman itu bukan cuma kopi tapi ada non-coffee buat yang gak bisa minum kopi. Terus juga disini ada makanan ringan sama makanan berat, jadi pengunjung punya pilihan yang beragam. Dari segi harga pun saya kira masih terjangkau," tutup Fathul.
Bagi Fathul, Kampoeng Gallery itu lebih dari bisnis. Ini adalah panggilan untuk menciptakan ruang yang mendorong pertumbuhan pribadi dan komunitas. "Saya ingin Kampoeng Gallery menjadi rumah bagi setiap orang yang mencari inspirasi dan koneksi," jelas Fathul.
Lebih dari sekadar tempat nongkrong, Kampoeng Gallery memberikan dampak positif pada kualitas hidup masyarakat sekitar. Dengan mengusung misi meningkatkan literasi, kampung ini tidak hanya menyajikan kopi dan buku, tetapi juga kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
Para pengunjung, baik yang datang sendiri atau bersama teman-teman, merasa bahwa Kampoeng Gallery memberikan pengalaman yang mendalam. "Saya suka bagaimana tempat ini memberi perhatian pada literasi. Tapi menurut saya masih kurang menunjukkan kalo buku-buku nya bisa dibaca karena lebih kayak pajangan, terus juga saya liat pengunjung yang lain gak ada yang tertarik untuk baca atau bahkan sekedar liat-liat bukunya," kata Jejen salah seorang pengunjung.
Kampoeng Gallery, dengan cita rasa kopi dan kehangatan buku-bukunya, mendedikasikan dirinya untuk menjadi jembatan antara seni, kopi, dan literasi. Kedai kopi di tengah perkotaan yang tidak hanya menghidupkan lidah, tetapi juga pikiran, membawa semangat literasi ke setiap teguk kopi dan halaman buku. Dengan setiap kisah yang terbentuk di sini, Kampoeng Gallery terus mengukir inspirasi yang tak terlupakan.
Penulis: Ariq Barruttamam Muflih
NIM: 11220511000078
Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H