Jika dikaitkan dengan berbagai pendekatan ekonomi politik, nampaknya pendekatan keynesian dianggap sesuai dengan situasi perekonomian saat ini. Menurut (Caporaso:237), kontribusi yang paling penting dari keynes bagi ekonomi politik adalah pembuktian yang ia buat bahwa mekanisme penyesuaian diri dalam perekonomian pasar (regulasi yang dilakukan pasar terhadap dirinya sendiri) memiliki beberapa keterbatasan.Â
Dengan kata lain, perekonomian pasar pada dasarnya tidak mampu memanfaatkan keseluruhan potensi produksi yang ada dalam masyarakat. Seringkali pasar kurang berhasil dalam mempertemukan antara pemasok dengan pembeli.
Dengan demikian, dari deskriptif diatas bisa disimpulkan dengan sebuah narasi bahwa keynesian berpandangan bahwa fungsi negara diperlukan untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi akibat rendahnya agregat permintaan (under consumption) bagi keynes, jika negara dibiarkan diam saja maka selamanya resesi secara periodik akan muncul, karena persoalan rendahnya agregat permintaan tersebut bersifat sistematis.
Pemikiran ini dengan terang memberikan ilustrasi, bahwa negara dalam momen-momen tertentu harus bertindak untuk mengatasi kegagalan pasar. Tujuan dari tindakan ini untuk memulihkan kembali aktivitas ekonomi sehingga tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyat dapat terus berlangsung, yang dalam keadaan normal sebenarnya sudah terbiasa dijalankan oleh pasar. Intervensi pemerintah lebih banyak dipakai untuk stabilisasi ekonomi dengan berkutat pada area berikut, yakni memanipulasi permintaan agregat, memperkuat sektor keuangan, dan stabilisasi harga. Sebagian besar hal itu dilakukan dengan memanfaatkan kebijakan fiskal pemerintah.
Dalam mempertahankan siklus ekonomi ini terbilang tidak mudah di era perkembangan ekonomi melambat (resesi). Melihat situasi tersebut memang sangat berat dan memerlukan upaya yang matang dalam mengambil suatu keputusan, bilamana salah dalam mengambil keputusan, tentu saja dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi kedepannya.Â
Meskipun ekonomi terus bergerak, tetap saja pertumbuhannya melambat. Alasannya karena melemahnya ekonomi global belum menarik tumbuhnya perekonomian dalam negeri.Â
Dengan demikian, persoalan dalam mempertahankan aktivitas ekonomi baik di dalam negeri maupun diluar negeri sering dilakukan menunggu sampai melemahnya perekonomian global berakhir, sehingga perekonomian secara perlahan dapat membaik dan stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H