Mohon tunggu...
Ari Puspondaru Haris
Ari Puspondaru Haris Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Seseorang yang sedang memulai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Arti Kata "Nebeng" dan Bagaimana Penggunaan Katanya

19 September 2024   13:13 Diperbarui: 19 September 2024   14:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang sedang menunggu tumpangan

Salah satu kata yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari adalah "nebeng." Kata nebeng erat kaitannya dengan kegiatan menumpang. Meskipun begitu, seiring dengan perkembangan bahasa, sekarang kata ini memiliki makna yang lebih dalam dan sering digunakan di luar konteks menumpang kendaraan. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas asal usul kata "nebeng," makna dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana pandangan masyarakat terhadap fenomena ini.

Definisi Kata "Nebeng"

Menurut KBBI, "nebeng" berarti ikut serta (makan, naik kendaraan, dan sebagainya) dengan tidak usah membayar.

Dalam konteks kendaraan, nebeng berarti meminta tumpangan dalam perjalanan. Dalam konteks lain, nebeng memiliki makna yang lebih negatif, yaitu memanfaatkan fasilitas, ide, atau kesempatan tanpa usaha yang setimpal.

Kata "nebeng" disinyalir berasal dari Bahasa Jawa, yaitu "nembeng," yang memiliki arti menumpang. Budaya nebeng dipercaya tumbuh dari kebiasaan gotong royong masyarakat Jawa, dan Indonesia secara umum, yang menjunjung tinggi rasa solidaritas dan saling tolong-menolong. 

Penggunaan Kata "Nebeng" dalam Percakapan Sehari-hari

Dalam percakapan sehari-hari, kata "nebeng" biasanya digunakan dalam konteks informal. Contohnya ketika seseorang meminta bantuan berupa tumpangan kendaraan.

"Kita pulang ke arah yang sama, boleh nebeng mobil kamu, nggak?"

Seperti yang sudah dicontohkan, penggunaan kata nebeng ini menunjukkan kesan yang lebih santai dan kasual. Biasanya digunakan di antara teman dekat atau keluarga.

Namun, dalam lingkungan profesional, istilah nebeng bisa memiliki konotasi yang lebih negatif. Misalnya, seseorang yang sering memanfaatkan orang lain atau mengambil kredit atas pekerjaan yang bukan hasil usahanya sendiri.

"Dia suka nebeng proyek orang lain, tapi nggak kontribusi apa-apa."

Konteks ini menunjukkan aspek negatif dari "nebeng," di mana seseorang tampak mengambil kesempatan tanpa memberikan kontribusi yang sepadan.

Pandangan Masyarakat tentang "Nebeng"

Pandangan masyarakat tentang orang yang sering nebeng sangat bervariasi, semua tergantung situasi. Di satu sisi, banyak orang yang dengan senang hati memberikan tumpangan tanpa imbalan, semata-mata untuk membantu teman atau kerabat.

Namun, di sisi lain, orang yang terlalu sering nebeng tanpa memberikan timbal balik akan dianggap sebagai orang yang suka memanfaatkan kebaikan orang lain. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang merasa dirugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun