Mohon tunggu...
Arie Pramudya
Arie Pramudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kalau orang lain bisa, kenapa harus saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Thrifting Menjadi Solusi Untuk Tampil Stylish

18 Juni 2023   18:25 Diperbarui: 19 Juni 2023   11:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fashion merupakan trend yang terus menerus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Fashion sendiri sudah ada sejak pertama kali manusia menggunakan pakaian. Perkembangan fashion lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sosial yang terjadi pada saat ini. Meskipun selalu megikuti perkembangan zaman ke zaman, adakalanya juga trend fashion mengalami pengulangan trend.

Dunia fashion sangat menarik perhatian masyarakat, dengan evolusi trend atau modenya yang selalu berubah-ubah sejalan dengan zaman. Hal tersebut membuat hati orang-orang untuk mengikuti trend tersebut agar tidak terlihat ketinggalan zaman. Dengan begitu, orang-orang tersebut rela mengeluarkan biaya lebih untuk bisa memiliki pakaian yang sedang trend. Kejadian ini juga menimbulkan rasa bersaing orang-orang untuk ingin selalu memperbarui outfitnya.

Fashion bukan sekedar tentang pakaian saja, tetapi juga tentang gaya hidup, sikap, dan identitas. Fashion juga mencerminkan suatu budaya dan nilai-nilai masyarakat tertentu. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan fshion adalah kondisi ekonomi. Hanya golongan tertentu ysng mampu membeli pakaian mewah, sementara golongan yang lain harus puas dengan pakaian sederhana. Namun dengan perkembangan zaman ini, industri tekstil mulai muncul dam berkembang pesat. Pakaian menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses oleh semua golongan. Hal ini juga membuka peluang dan kesempatan kepada masyarakat utuk ikut terlibat dan mengikuti trend dalam duina fashion.

Dengan perkembangannya yang pesat, fashion menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi masyarakat agar memiliki outfit yang sedang trend. Hal tersebut membuat produsen dari pakaian belomba-lomba untuk menciptakan trend atau mode yang cocok untuk masyarakat. Melihat mangsa pasar yang cukup luas, membuat biaya produksi juga semakin meninggi. Inilah yang membuat harga dari setiap produk menjadi mahal, ditambah dengan label brand yang sudah terkenal juga mempengaruhi harga pasar.

Produk dari brand-brand yang sudah terkenal akan menjadi target pemburuan masyarakat untuk memperbarui outfitnya. Mereka akan selalu siap siaga update tentang produk baru apa yang akan keluar, dengan keluarnya produk baru apalagi dengan produksi yang limited akan membakar antusias mereka untuk memburu produk tersebut walapun dihargai dengan harga mahal. Dengan diciptakannya konsep limited edition ini akan memotong biaya produksi namun akan tergantikan dengan bandrol harga yang mahal.

Dengan alasan tersebut membuat masyarakat dengan golongan menengah kebawah menjadikannya hambatan untuk tampil stylish dan fashionable. Namun, ada cara yang dapat membantu golongan tersebut untuk bisa menanggulamnginya. Salah satu solusi yang konkrit adalah thrifting atau berburu barang bekas. Barang bekas atau second yang dimaksud adalah produk-produk bekas dari brand terkenal tetapi masih layak pakai, adapun juga produk dari brand local yang baru namun masih mengikuti perkembangan trend. Solusi thrifting ini sangat membantu para masyarakat golongan menengah kebawah, dengan adanya thrifting ini, mereka dapat memiliki berbagai macam outfit fashion yang sedang trend dengan harga yang terjangkau.

Thrifting menjadi salah satu solusi untuk para pengamat fashion yang memiliki hambatan finansial. Dengan harga pasar yang dibandrol harga murah, mereka bisa bebas memperbarui outfit mereka sesuka hati. Adapun mereka ketika membeli produk di tempat thrifting bisa saja beruntung untuk mendapatkan produk brand ternama dengan harga murah dan dengan kondisi yang masih bagus. Tanpa menghiraukan nama gengsi mereka juga dapat pembaruan outfit sehingga tidak akan mendapatkan cemoohan ketinggalan zaman.

Selain bisa meminimalisir pengeluaran, berburu ditempat thrifting juga dapat memberikan keuntungan, yaitu :

Pertama, solusi membeli barang di tempat thrifting kita bisa mendapatkan barang-barang rare atau langka dengan hrga murah. Barang yang tawarkan juga bisa memiliki nilai jual lebih tinggi jikakita paham dan teliti untuk membelinya.

Kedua, penghematan akan pengeluaran untuk membeli outfit sangat terasa. Dengan pengeluaran sedikit, kita bisa mendapatkan produk-produk dengan brand ternama. Kita dapat tampil dengan stylish tanpa perlu dibilang ketinggalan zaman.

Ketiga, berbelanja ditempat thrifting sudah menjadi salah satu bentuk bantuan kita untuk mendukung lingkungan. Industri fashion sering kali memproduksi produk dalam jumlah massal, hal tersebut tentu mempengaruhi kondisi lingkungan dengan limbah tekstil hasil produksi. Dengan kita membeli barang bekas tersebut, kita sudah meminimalisir akan limbah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun