Mohon tunggu...
Arie Pramudya
Arie Pramudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kalau orang lain bisa, kenapa harus saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Diskusi Mulai Punah Tergantikan oleh Mabar

28 Mei 2023   15:36 Diperbarui: 28 Mei 2023   15:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa perkuliahan adalah masa dimana pribadi mahasiswa bebas mengekploitasi potensi yang ada didalam dirinya serta memperdalamnya. Mencari wawasan, pengalaman dan ilmu lain perlu halnya dilakukan sebagai penunjang dan bekal untuk masa depan kelak. Dengan berinteraksi kesesama mahasiswa, dosen dan elemen lain sangat dibutuhkan untuk membentuk intelektualnya. Mencari berbagai pangalaman guna mebangun mental agar bisa lebih mandiri untuk berbicara dan mengambil tindakan. Dengan begitu, dunia kampus adalah tempat yang cocok sebagai ajang menggali potensi membentuk karakter diri.

Sebagai mahasiswa yang seharusnya memiliki intelektualitas, maka mahasiswa dituntut juga untuk bisa menganalisis keadaan sekitarnya dan mencari solusi jika terjadi suatu masalah ditengah masyarakat. Dengan memiliki pengalaman dan wawasan ini diharapkan setiap masalah dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang sangat penting dilakukan mahasiswa untuk memulainya adalah sering mengadakan forum diskusi. Diskusi adalah kegiatan bertukar pikiran dengan orang lain dalam membicarakan suatu topik pembahasan. Selain bisa digunakan untuk membahas materi tentang perkuliahan, diskusi juga bisa membahas hal lain termasuk mencari solusi dari masalah yang ada.

Sumber : Suara.com
Sumber : Suara.com

Namun pada zaman sekarang yang sudah modern ini, budaya diskusi kian hari sudah mulai terkikis. Mahasiswa dizaman ini sudah beralih kegiatan dengan lebih banyak berbincang tidak jelas tanpa ada suatu topik pembahasan. Hal ini sangat disayangkan karna dapat menimbulkan merosotnya intelektualitas generasi di masa depan. Malah kebanyakan mahasiswa sekarang lebih suka dengan memegang gadgetnya daripada berinteraksi ke orang lain. Mereka lebih tertarik bermain game online yang bisa dimainkan bersama dengan temannya. Mabar atau main bareng sudah menjadi budaya yang menggantikan budaya berdiskusi ketika mereka sedang berkumpul. Biasanya mereka akan duduk menggerombol dan memainkan gadgetnya untuk memenuhi kepuasan pada diri mereka.

Sedangkan mahasiswa lain yang berkumpul dan melakukan diskusi malah menjadi kelompok minoritas yang sekarang dimayoritasi dengan mabar game online. Sudah tidak ada lagi magnet yang bisa menarik dan mendobrak semangat minat mahasiswa untuk melakukan diskusi lagi. Bahkan ketika kita amati di tempat nongkrong mahasiswa pun sekarang sudah dikuasai oleh mahasiswa yang sedang mabar game online. Sudah sedikit bahkan tidak ada lagi yang melakukan diskusi. Hal ini dikarenakan mahasiswa sudah termakan digitalisasi, mereka belum terlalu bisa menyaring fungsi bahwa digital yang saat ini sedang berkembang bisa memudahkan kegiatan yang seharusnya mereka lakukan, mereka hanya tepaku pada aspek hiburannya saja.

Hal ini sangat miris sekali jika kita sandingkan dengan para mahasiswa zaman dahulu, zaman dimana era digital belum masuk dan menguasai dunia kampus. Mahasiswa dizaman dahulu selalu mengadakan forum diskusi dan selalu mencari isu yang sedang beredar untuk dijadikan bahan topik pembahasan diskusi. Mereka mahasiswa zaman dahulu selalu berusaha berpikir kritis untuk memecahkan dan mencari solusi masalah yang ada disekitar mereka. Perbedaan ini jelas sangat menonjol jika dikaitkan pada zaman sekarang.

Dengan mulai pudarnya budaya diskusi ini, akan sangat berpengaruh pada generasi di masa depan nanti. Para penerus generasi masa depan akan menjadi generasi yang minim akan wawasan dan pengetahuan. Dengan begitu, akan minim juga pemikiran kritis untuk memecahkan dan mencari solusi jika ada suatu permasalahan. Generasi masa depan akan cenderung mengarfimasi suatu pemikiran yang sudah ada tanpa memberikan atau menyumbangkan pikiran lain. Hal ini justru akan mematikan dinamika permusyawarahan. Padahal dengan menghidupkannya dinamika tersebut dapat membuahkan perubahan yang besar.

Jika kita amati kembali, kelompok mahasiswa yang berdikusi sudah jarang kita lihat di tempat tongkrongan mahasiswa. Kelompok diskusi hanya dapat kita lihat hanya didalam kelas perkuliahn dan didalam organisasi saja, jika kita lihat di dunia kampus. Dikarenakan, mahasiswa akan berdiskusi hanya jika diberikan tugas oleh dosen dan tanggung jawab didalam kepengurusan organisasi. Lebih tepatnya jika dituntut untuk berdiskusi mereka mahasiswa zaman sekarang akan melakukannya. Jika tidak ada tuntutan mereka tidak tertarik untuk melakukan diskusi. Berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu yang sibuk mencari isu untuk bahan diskusi, mahasiswa zaman sekarang lebih menyukai dan tertarik untuk berkumpul dan memiringkan gadgetnya untuk mabar game online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun