Sudah banyak reviu tentang Nissan Evalia, terutama di kompasiana. Untuk lebih melengkapi kali ini saya akan berbagi cerita tentang kesan mengendarai Nissan Evalia dari Jakarta menuju Bandung dan mampir ke Tangkuban Perahu. Duduk di belakang setir yang pertama kali saya lakukan adalah mempelajari keseluruhan panel pengemudi, mulai speedometer, MID, tilt steering, tombol lampu utama dan lampu sein, tombol spion otomatis, pembuka kap mesin dan tutup bensin, serta tombol reclining seat. Ini harus dilakukan untuk mengantisipasi hal darurat, misalnya bensin menipis tapi tidak bisa membuka tutup tangki. Tentu sangat memalukan dan langsung ketahuan kalo memakai mobil pinjaman, hehehe..
Selanjutnya saya menyesuaikan kemiringan sandaran dan jarak kursi dengan setir dan kemiringan roda kemudi, serta mengatur posisi spion. Posisi duduk lumayan tegak layaknya MPV sejenis, namun sangat nyaman. Dengan posisi kaki dapat meninjak sempurna pedal gas, rem, dan kopling, masih terdapat jarak yang lumayan lega antara tubuh saya yang super jumbo dengan setir. Ini susah saya temui pada kendaraan berjenis sedan dan SUV. [caption id="attachment_190039" align="aligncenter" width="300" caption="legaaaa"]
[/caption] Pada sesi pertama saya mendapat kesempatan mengemudikan Evalia SV dengan transmisi manual dari rest area Cikampek Km 57 sampai Tangkuban Perahu via Sadang. Tarikan mobil ini lumayan enteng untuk ukuran SUV, tanpa kesulitan berarti dapat mencapai kecepatan 120 km per jam dengan waktu yang relatif singkat dengan kondisi kendaraan tetap stabil. Kemudi terasa ringan sehingga lincah untuk melakukan manuver menyalip kendaraan lain. Informasi dalam MID berupa perintah ganti gigi sesuai nilai rpm yang telah di setting sebelumnya, sangat membantu kenyamanan berkendara dan keiritan bahan bakar. MID juga memberikan peringatan apabila kita telah melewati batas kecepatan maksimal yang sudah kita setting. Yang tidak kalah pentingnya ada peringatan berapa lama kita berkendara pada layar MID apabila sudah melewati waktu yang ditentukan. Idealnya kita mampu berkendara dengan baik sekitar tiga jam nonstop, lebih dari itu akan terjadi penurunan konsentrasi karena kecapekan.
Memasuki tol Cipularang mulai terasa terpaan angin dari samping, hal ini wajar untuk kendaraan dengan bodi lumayan tinggi kelas MPV. Setelah kecepatan dikurangi dibawah 100 km per jam, kestabilan berkendara bisa diraih lagi. Keluar tol Sadang Purwakarta dilanjutkan dengan melewati jalanan sempit berliku dan ada beberapa ruas jalan yang rusak sampai wilayah Subang. Ini sangat cocok untuk menguji kehandalan suspensi Nissan Evalia. Dengan menggunakan per keong pada roda depan dan per daun pada roda belakang, Nissan Evalia dapat melewati jalanan dengan nyaman. Jalan yang rusak dapat dilewati dengan lembut tanpa harus mengurangi kecepatan, terbukti penumpang di kursi belakang tetap terlelap sampai lampu merah Subang.
Setelah lampu merah dilanjutkan jalur yang lebih menantang melewati jalur menanjak ke arah Tangkuban Perahu. Semula saya sempat terpana dengan mengganti gigi sesuai petunjuk yang tertera pada layar MID, namun malah kedodoran dan ketinggalan cukup jauh dengan teman seperjalanan yaitu Nissan Evalia tipe SV bertransmisi otomatis. Akhirnya saya menggunakan feeling dengan merasakan rpm untuk mengganti gigi. Ternyata dengan cara ini berhasil menunjukkan ketangguhan Nissan Evalia menaklukkan tanjakan, dalam waktu singkat kita berhasil menyusul tim dan sampai di Tangkuban Perahu. Dari hasil diskusi dengan mas Aris dari Kompas Otomatis yang mendampingi tim diketahui bahwa perintah mengganti gigi aktif berdasarkan rpm yang disetel, sementara untuk jalur tanjakan memang diperlukan rpm yang lebih tinggi untuk memindah gigi agar mobil tidak kehilangan tenaga. Berarti tindakan mengganti gigi berdasarkan feeling pada tanjakan seperti yang saya lakukan sudah benar.
Pulang dari bandung saya mendapat kesempatan menggunakan Nissan Evalia tipe XV transmisi otomatis. Kecanggihan fitur MID yang sekaligus berfungsi sebagai monitor mundur kembali memukau perhatian saya. Tampilan bagian belakang mobil yang dilengkapi dengan skala jarak dengan benda di belakang mobil dipadukan dengan bunyi sensor parkir membuat membuat parkir mundur semakin aman. Arahan dari petugas parkir seakan-akan tidak diperlukan lagi. Transmisi otomatis empat percepatan Nissan Evalia dilengkapi dengan tombol overdrive. Saya jadi semakin pede berjalan di tanjakan maupun menyalip kendaraan lain. Cukup dengan menekan tombol overdrive, mobil bisa berakselerasi sampai rpm lumayan tinggi untuk mendapatkan tenaga spontan.
Perjalanan pada hari kedua berjalan  lancar, kondisi tol pada minggu pertama bulan puasa ramai lancar. Perjalanan pulang memakan waktu satu jam lebih cepat dari perkiraan, dari rencana pukul 5 sore tiba Palmerah, ternyata pukul empat sudah sampai. Saya pun segera berpisah dengan rombongan dan berpamitan dengan tim dari kompasiana. Terima kasih kompasiana, sampai ketemu di acara yang lain.. :D
*foto koleksi pribadi penulisBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Otomotif Selengkapnya