Mohon tunggu...
Aripin Simbolon
Aripin Simbolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum ada pencapaian

hobi menghalangi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Money

Resesi Ekonomi, Mimpi Masyarakat di Seluruh Dunia

5 April 2023   00:54 Diperbarui: 5 April 2023   00:59 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam sistem perekonomian, terdapat sebuah fenomena yang sangat ditakuti oleh semua pelaku ekonomi di dunia, termasuk negara-negara. Fenomena tersebut ialah resesi ekonomi atau umumnya disebut sebagai resesi. 

Secara umum resesi dapat diartikan sebagai fenomena menurunnya aktivitas ekonomi atau melemahnya roda perekonomian suatu negara. Resesi biasanya ditandai dengan melemahnya produk domestik bruto (PDB) dalam kurun waktu tertentu, biasanya disebut resesi juga terjadi selama dua kuartal berturut-turut.

Selain menurunnya PBD, resesi juga ditandai dengan fenomena-fenomena buruk lainnya, seperti meningkatnya angka pengangguran, menurunnya angka penjualan ritel, dan adanya kontraksi di pendapatan manufaktur dalam kurun waktu yang relatif panjang. Resesi juga lazim dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0 persen, atau bahkan minus dalam kondisi terburuknya.

Isu mengenai resesi yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2023 sudah banyak dibahas oleh ahli-ahli ekonomi di seluruh dunia. Bahkan menteri keuangan RI sendiri, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ekonomi dunia akan mengalami resesi pada tahun 2023. Ia mengungkapkan, resesi tersebut terutama dipicu oleh bank-bank sentral negara-negara di dunia yang menaikkan suku bunga secara ekstrem dalam waktu yang sama untuk menghadapi inflasi.

Presiden Jokowi Dodo menyatakan momok terbesar dari terjadinya resesi tahun 2023 ialah kenaikan inflasi. Semua negara didunia mengalami kenaikan inflasi yang signifikan, sebelumnya inflasi hanya berada pada kisaran 1% , namun sekarang  sudah ada yang mencapai angka 8% bahkan lebih. Misalnya negara Pakistan yang pada saat ini menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi, yaitu mencapai angka 35,37 persen pada maret 2023.

Inflasi sendiri sebenarnya sudah mulai melanda perekonomian dunia terutama sejak pandemi melanda, namun keadaan tersebut meningkat secara drastis akibat perang yang terjadi antara Russia dan Ukraina pada Februari 2022. 

Menteri keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyatakan bahwa perang antara Russia dan Ukraina sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia, yang ditandai dengan melonjaknya biaya makanan dan bahan bakar diseluruh dunia yang jelas-jelas mengakibatkan naiknya angka inflasi di seluruh dunia.         

Selain naiknya angka inflasi secara signifikan, resesi juga dapat di sebabkan oleh beberapa hal lainnya, diantaranya:

  • Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi memang membawa banyak dampak baik dalam dunia perekonomian, terutama dengan meningkatnya efektivitas produksi dengan hadirnya mesin-mesin untuk menunjang kinerja industry.

Namun disisi lain, perkembangan teknologi juga berpotensi menimbulkan dampak buruk, seperti resesi. Hal ini dikarenakan semakin majunya teknologi akan mengambil alih pekerjaan manusia, sehingga berpotensi meningkatkan angka pengangguran, yang nantinya akan berimbas pada terjadinya resesi ekonomi.

Adanya guncangan ekonomi yang mendadak juga dapat menimbulkan terjadinya resesi, seperti yang terjadi pada masa pandemi covid-19, atau saat terjadinya perang antara Russia dan Ukraina. Peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan guncangan ekonomi diseluruh dunia, yang melemahkan aktivitas ekonomi dunia dan mengakibatkan lemahnya daya beli masyarakat akibat kesulitan finansial.

  • Tingginya Tingkat Pengangguran

Tingginya tingkat pengangguran juga dapat menimbulkan resesi, hal ini dikarenakan tenaga kerja yang menjadi penggerak dalam perekonomian, sehingga ketika angka pengangguran mengalami peningkatan, perekonomian juga akan melemah. Lemahnya perekonomian suatu negara berpotensi menimbulkan inflasi dan juga meningkatkan resiko resesi.

  • Deflasi yang belebihan

Deflasi jika dilihat sekilas, deflasi yang ditandai dengan menurunnya harga barang dan jasa memang meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, keadaan tersebut juga dapat menimbulkan resesi, karena jika terjadi secara berlebihan, maka deflasi akan merugikan penyedia jasa dan barang yang nanti akan mempengaruhi kekuatan ekonomi dalam negara tersebut.

  • Tingginya suku bunga

Tingginya suku bunga diakibatkan oleh inflasi yang melambung tinggi yang mendorong bang sentral menaikkan suku bunganya. Keadaan tersebut juga akan semakin parah karena daya beli masyarakat juga ikut melemah, dengan terjadinya fenomena-fenomena tersebut maka resiko terjadinya resesi ekonomi juga akan semakin tinggi.

Resesi ekonomi yang disebut juga mimpi buruk masyarakat diseluruh dunia dikarenakan dampaknya yang begitu buruk terhadap sektor ekonomi, diantaranya:

  • Dampak untuk perusahaan

Apabila resesi benar-benar terjadi, sektor bisnis dalam perekonomian akan terancam bangkrut. Hal ini terutama dikarenakan resesi yang mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat akan mengakibatkan pendapatan perusahaan juga akan mengalami penurunan. 

Kondisi ini akan mengakibatkan memburuknya kelancarann arus kas perusahaan. Ketika perusahaan berusaha menanggulangi keadaan tersebut agar tidak bangkrut dengan melakukan perang harga, hal tersebut akan tetap membuat keuntungan perusahaan menurun.

  • Dampak untuk pemerintah

Lemahnya kekuatan ekonomi akibat resesi juga akan berpengaruh buruk terhadap pendapatan negara dari pendapatan pajak dan non pajak. Hal ini dikarenakan penghasilan masyarakat yang menurun hingga anjloknya harga komoditas dan properti akan mengakibatkan rendahnya pemasukan PPN ke kas negara. Dalam keadaan tersebut, ketika pendapatan negara sedang menurun, pemerintah tetap wajib menyediakan lapangan pekerjaan untuk menanggulangi pengangguran, sehingga pemerintah tepaksa meningkatkan pinjaman ke bank asing.

  • Dampak ke pekerja

 Perusahaan ketika terancam bangkrut akibat resesi maupun akibat hal-hal lainnya, biasanya perusahaan akan melakukan PHK. Ketika hal tersebut benar terjadi, terutama ketika dilakukan beberapa perusahaan secara bersamaan, maka angka pengangguran akan meningkat secara drastis, mereka akan dilanda kelaparan ketika mereka sudah tidak lagi bekerja namun mereka harus tetap memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun