Dalam sistem perekonomian, terdapat sebuah fenomena yang sangat ditakuti oleh semua pelaku ekonomi di dunia, termasuk negara-negara. Fenomena tersebut ialah resesi ekonomi atau umumnya disebut sebagai resesi.Â
Secara umum resesi dapat diartikan sebagai fenomena menurunnya aktivitas ekonomi atau melemahnya roda perekonomian suatu negara. Resesi biasanya ditandai dengan melemahnya produk domestik bruto (PDB) dalam kurun waktu tertentu, biasanya disebut resesi juga terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Selain menurunnya PBD, resesi juga ditandai dengan fenomena-fenomena buruk lainnya, seperti meningkatnya angka pengangguran, menurunnya angka penjualan ritel, dan adanya kontraksi di pendapatan manufaktur dalam kurun waktu yang relatif panjang. Resesi juga lazim dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0 persen, atau bahkan minus dalam kondisi terburuknya.
Isu mengenai resesi yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2023 sudah banyak dibahas oleh ahli-ahli ekonomi di seluruh dunia. Bahkan menteri keuangan RI sendiri, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ekonomi dunia akan mengalami resesi pada tahun 2023. Ia mengungkapkan, resesi tersebut terutama dipicu oleh bank-bank sentral negara-negara di dunia yang menaikkan suku bunga secara ekstrem dalam waktu yang sama untuk menghadapi inflasi.
Presiden Jokowi Dodo menyatakan momok terbesar dari terjadinya resesi tahun 2023 ialah kenaikan inflasi. Semua negara didunia mengalami kenaikan inflasi yang signifikan, sebelumnya inflasi hanya berada pada kisaran 1% , namun sekarang  sudah ada yang mencapai angka 8% bahkan lebih. Misalnya negara Pakistan yang pada saat ini menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi, yaitu mencapai angka 35,37 persen pada maret 2023.
Inflasi sendiri sebenarnya sudah mulai melanda perekonomian dunia terutama sejak pandemi melanda, namun keadaan tersebut meningkat secara drastis akibat perang yang terjadi antara Russia dan Ukraina pada Februari 2022.Â
Menteri keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyatakan bahwa perang antara Russia dan Ukraina sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia, yang ditandai dengan melonjaknya biaya makanan dan bahan bakar diseluruh dunia yang jelas-jelas mengakibatkan naiknya angka inflasi di seluruh dunia. Â Â Â Â Â
Selain naiknya angka inflasi secara signifikan, resesi juga dapat di sebabkan oleh beberapa hal lainnya, diantaranya:
- Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi memang membawa banyak dampak baik dalam dunia perekonomian, terutama dengan meningkatnya efektivitas produksi dengan hadirnya mesin-mesin untuk menunjang kinerja industry.
Namun disisi lain, perkembangan teknologi juga berpotensi menimbulkan dampak buruk, seperti resesi. Hal ini dikarenakan semakin majunya teknologi akan mengambil alih pekerjaan manusia, sehingga berpotensi meningkatkan angka pengangguran, yang nantinya akan berimbas pada terjadinya resesi ekonomi.
- Guncangan Ekonomi
Adanya guncangan ekonomi yang mendadak juga dapat menimbulkan terjadinya resesi, seperti yang terjadi pada masa pandemi covid-19, atau saat terjadinya perang antara Russia dan Ukraina. Peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan guncangan ekonomi diseluruh dunia, yang melemahkan aktivitas ekonomi dunia dan mengakibatkan lemahnya daya beli masyarakat akibat kesulitan finansial.
- Tingginya Tingkat Pengangguran