Di PKS ketika pimpinan memerintahkan A, semua kadernya A, dan seterusnya. Makanya jangan heran jika soliditas PKS teruji hingga kini. Contoh nyata jelang pemilu saat ini, ketika presiden PKS memerintahkan flashmob dalam kampanyenya, seantero nusantara kader-kader PKS melakukan flashmob dipinggir-pinggir jalan tak peduli hujan dan kepanasan.
Begitu pula ketika dukungan pada pilkada maupun pilpres, ketika pimpinan PKS mengomando dukung calon A semua kadernya all out mendukung calon yang sesuai diinstruksikan pimpinan.Â
Dalam muamalah, kader-kader PKS sopan-sopan, jauh dari kesan bicara kasar. Mirip santri-santri pesantren, yang bahasanya andap ashor penuh akhlaqul karimah.
Bukan hanya itu, kader-kader PKS memiliki ketasawufan yang tinggi, saya masih ingat ketika presiden PKS saat itu Anis Matta, beliau pernah menguraikan panjang lebar soal tasawuf, bahwa tasawuf bukanlah bertampang sufi yang berpakaian compang camping, menyendiri dan menjauhi dunia.Â
Tasawuf diibaratkan seperti kita yang sedang mengagumi keindahan gunung, ketika kita daki gunung tersebut makin tinggi dan ternyata ketemu jawabannya ooo.. ternyata begini tho gunung ini, itulah sufi yang sesungguhnya, dalam artian, kader PKS boleh menikmati kemewahan dunia dan lain sebagainya, namun kemewahan dunia jangan sampai nyangkut dalam hati, cukup dunia itu ada ditangan, ketika dunia ada ditangan mudahlah kita untuk menyantuni fakir miskin, membangun masjid, membangun pesantren, membangun peradaban masyarakat yang islami.
Begitupula nasehat yang disampaikan Majelis Syuro PKS pada kader-kadernya, "Kalau mereka memperebutkan dunia, biarlah mereka ambil. Biarlah mereka mengambil harta, sementara kita fokus pada keberkahan dan perjuangan. Menangkanlah Allah dalam Akhlak, menangkanlah Allah dalam Politik, Menangkanlah Allah dalam Seluruh aspek kehidupan"
Jalur nasab para pimpinan PKS pun jelas dari para alim ulama dan tokoh masyarakat terdidik yang kapasitas keimuannya diakui dalam dan luar negeri.
Mirip di pesantren, seorang kiai bisa mendapat gelar kiai karena sebutan dari masyarakat, kiai adalah seorang yang alim, ilmunya luas dan guru-gurunya jelas, lulusan dari pesantren mana bisa dilacak.Â
Tengok saja Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufri, nasabnya nyambung ke dzurriyah Rasulullah Muhammad saw. Habib Salim merupakan cucu dari ulama besar dan tokoh nasional yaitu Sayyid Idrus bin Salim Aljufrie atau lebih dikenal dengan nama Guru Tua pendiri Jamiyah Al-Khairaat.
Selain Habib Salim, ada juga almarhum KH Rahmad Abdullah yang diberi gelar sang Murobi adalah santri kesayangan KH Abdullah Syafii pendiri pesantren Syafiiyah yang juga tokoh Betawi. Begitu pula DR Hidayat Nurwahid, beliau juga santri dari pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo, kemudian lanjut ke pondok modern Gontor dan mendalami ilmu syariah di Universitas Islam Madinah. Masih banyak tokoh-tokoh PKS yang backgrounnya dari pesantren yang tidak mungkin saya tulis satu persatu.
Saya mengajak, mari berhusnuzon, sebelum menjustifikasi sesuatu, lebih baik pelajari dulu, kaji dulu, baru menyimpulkan, ooo.. ternyata PKS begini begini. Jangan karena dengar berita hoaks, berita fitnah, dan kebencian langsung share sana sini tanpa tabayun terlebih dahulu.