Mohon tunggu...
Arip Imawan
Arip Imawan Mohon Tunggu... Pengacara - Arip seorang Lawyer, Blogger, Traveler

semakin bertambah ilmuku maka semakin terlihatlah kebodohanku

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Aroma Pesantren di Tubuh PKS

21 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 22 Maret 2019   20:33 5387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Olah raga para santri adalah roan/kerja bakti bareng-bareng bangun masjid, bangun pesantren, dan seabrek kegiatan yang ada dipesantren. Olah batin para santri adalah riyadhoh/laku prihatin, berpuasa, banyak dzikir, ngaji, abdi dalem melayani kiai dan sebagainya. Sedangkan olah rasa adalah laku nerimo ing pandum, tepo seliro, muamalah dengan sesama. 

SAYA DAN PKS
Saya tahu PKS dari Editorial MetroTV yang menyiarkan aksi solidaritas PKS untuk rakyat Palestina, dimana saat itu puluhan ribu kader PKS berbaju putih dengan tertib menyuarakan aksinya untuk membantu penderitaan rakyat Palestina dari penjajahan Israel. 

Waktu berlalu, tibalah pemilu 2004, SCTV bikin poling partai yang disukai pemirsa adalah PKS, saya tambah penasaran. Saya keliling mencari pengurus PKS tidak ada di kecamatan Menganti, barulah ketemu ada toko pakan ikan di daerah Cerme Gresik yang pasang bendera PKS, saya hampiri yang punya toko, saya minta benderanya tapi oleh yang empunya tidak boleh, katanya ia juga cuma punya satu, dan saya dikasih alamat kantor DPD PKS Gresik dan disuruh minta kesana. Sang pemilik toko pakan ikan tersebut bernama Ibrahim Suyudi. 

Saya pun ke kantor PKS Gresik waktu itu di perumahan Randuagung, pas waktu saya kesana, saya ditemui pak Edi Erma Suryani, orangnya masih muda, kalem dan ramah, kedatangan saya disambut baik, lalu saya dikenalkan dengan seorang ustadz, Kusno Hadi namanya.

Saya pun mengutarakan maksud saya minta bendera PKS yang ingin saya pasang dirumah, namun ternyata di kantor PKS pun gak ada persediaan bendera, yang ada cuma fotocopy an logo PKS di kertas HVS warna kuning, lembaran kertas itu yang saya bawa pulang dan tempel di tembok rumah dengan lem fox he..he.. 

Waktu terus berjalan, saya pun ikut ngaji ke majelis taklimnya ust Kusno, ngajinya mirip jamaah yasinan, bergilir dari rumah jamaah satu kerumah jamaah yang lain, dan hikmahnya kita bisa tahu situasi dan kondisi sesama anggota majelis taklim.

Ketika ada salah satu jamaah yang sakit, bareng-bareng kita urunan menjenguk kerumah sakit, ketika ada salah satu jamaah anaknya gak bisa bayar sekolah bareng-bareng kita urunan bantu beasiswanya. 

Kitab yang dikaji juga kitab kitab seperti yang pernah saya kaji di pesantren, ada kitab riyadhus sholihin, kitab minhajul qosidin syarah ihya ulumuddin, tafsir ibnu katsir, ada wirid ma'tusrat mirip istighosahan, sunnah puasa mutih/ayyamulbidh, puasa senin kamis dan lainnya, dalam hati saya koq mirip amaliyah NU sehari-hari. 

Di PKS lazim dikenal istilah taat dan tsiqoh, dan rupanya taat dan tsiqoh itu sama dengan sami'na wa taho'na seperti yang lazim dipesantren.

Di pesantren tidak ada santri yang membantah perintah kiai, semuanya tunduk dan patuh, karena apa yang didawuhkan oleh kiai adalah baik dan pasti bermanfaat bagi santrinya, karena kiai sudah tahu batas dan kemampuan santrinya.

Begitu pula santri, ia tidak pernah membangkang pada perintah kiai karena hormatnya santri dan mengharap keberkahan atas ilmu yang didapatnya dari sang kiai. Di PKS itu pula yang saya rasakan, mirip tradisi pesantren, antara kiai dan santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun