Mohon tunggu...
Ari Permadi
Ari Permadi Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Mahasiswa, dan Aktivis Narkoba

Saya hobi menulis dan berdiskusi, serta menganalisis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Telaah Kritis Pak Darto dalam Penerapan Nilai Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024   17:50 Diperbarui: 28 Oktober 2024   17:55 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 


Sebelum bertanding pak Darto selalu menegaskan, jangan membuat malu nama sekolah dengan aksi-aksi tawuran, kalah menang itu biasa dalam sebuah pertandingan, tapi mampu menjaga sportifitas itulah yang sebenarnya menjadi bukti kecintaan kalian terhadap almamater sekolah.

Tiba waktunya pertandingan dijadwalkan, dino kapten timnas memimpin pertandingan melawan SMA 1 yang terkenal dengan juara bertahan, ratusan siswa memenuhi tribun stadion menyaksikan pertandingan dengan gengsi sekolah nya masing-masing.yel-yel mulai dinyanyikan mengikuti ketatnya pertandingan.

Babak pertama waktu habis skor masih kaca mata alias 0-0, memasuki babak kedua pak Reno mengubah strategi menyerang, dengan formasi semula 4-4-2 menjadi 4-3-3 tempo permainan sedikit berubah, namun tak mengubah skor hingga mendekati injury time, wasit memberi tambahan waktu 5 menit, didalam kotak pinalti lawan, dino terjatuh karena beradu bola diudara, wasit pun meniup peluit tanda pelanggaran, penonton gaduh dan para pemain melakukan protes, akhirnya keputusan wasit tetap pinalti,
Gol tercipta dalam pinalti namun ketidakpuasan para pemain lawan mengakibatkan tempo permainan menjelang detik akhir semakin kasar akhirnya wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dengan skor SMA 3 1.0 SMA 1.
Ketidakpuasan hasil menjadikan para suporter SMA 1 naik pitam aksi saling lempar terjadi di tribun sesama suporter, kekacauan pun tak terhindari, petugas kepolisian bergegas mengamankan 10 suporter diamankan di kantor polisi untuk dimintai keterangan 3 orang siswa dilarikan kerumah sakit karena luka-luka.

Turnamen yang berujung pada kericuhan kembali terjadi kemarahan pak Darto seolah tak terbendung, namun sebagai kepala sekolah harus menjadi penetralisir ditengah konflik yang kian memanas, pak Darto mengagendakan pertemuan dengan kepala sekolah SMA 1 untuk membahas kericuhan yg terjadi, hingga akhirnya kedua pihak bersepakat untuk berdamai,

Setelah melakukan pertemuan pak Darto menggelar rapat internal disekolah bersama para guru serta melibatkan ketua OSIS serta para siswa yg terlibat dalam turnamen, dan kemudian memberi pengarahan bahwa kejadian aksi ricuh di turnamen merupakan gambaran moral sejauh mama penerapan nilai sumpah pemuda pada setiap individu.

Kecintaan terhadap almamater sekolah merupakan penerapan nasionalisme para siswa terhadap almamater, kekompakan para siswa dalam mempertahankan harkat dan martabatnya merupakan solidaritas perwujudan nilai kesatuan yg secara alami terbentuk, sedangkan turnamen lomba dan segala bentuk aturan didalamnya merupakan perwujudan kesamaan bahasa atau nilai yg musti dijunjung tinggi,

Konflik yang terjadi tentu merupakan tantangan tersendiri dan merupakan ujian kedewasaan serta ujian moral, siswa kita bukan gagal tapi hanya bentuk reaksi mempertahankan almamater nya, siapapun kita mungkin akan melakukan hal yang sama jika negara kesatuan Indonesia dilecehkan oleh negara lain konflik kericuhan pada turnamen  tersebut merupakan contoh kondisi Indonesia dihadapan dunia, hanya saja konteksnya pada level sekolah.

Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh guru dan para siswa agar dapat dewasa dalam menyikapi permasalahan, SMA 1 adalah saudara kita, kita sama-sama berada pada kabupaten yg sama, bumi yang sama, negara yang sama, hanya saja mungkin kita punya latar belakang sekolah berbeda untuk itu dibutuhkan semangat saling mengenal, saling menjaga dan saling menghargai, adapun kemudian hadirnya suatu masalah merupakan ujian bersama untuk dapat menemukan makna damai. Bapak bangga kepada kalian semua... Ditutup dengan tepuk tangan ...

Semangat sumpah pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928 merupakan perwujudan pondasi cikal bakal terbentuknya negara kesatuan negara republik Indonesia, semangat inilah yang kemudian menciptakan persatuan dalam melawan kedzaliman, melawan penjajahan, sehingga perbedaan suku, perbedaan etnis, perbedaan bahasa dapat disatukan menjadi kekuatan yang besar, didalam nya memiliki nilai penghargaan, penghormatan akan perbedaan, penghormatan akan konsensus kepentingan umum, penghargaan pada nilai-nilai inilah yang akan mengokohkan suatu bangsa.

Hari ini 28 Oktober 2024  peristiwa sumpah pemuda harus dimaknai sebagai monumen persatuan untuk saling merekatkan antar sesama rakyat dan bangsa, perbedaan bukan ancaman namun sebuah keniscayaan, kecintaan terhadap negara Indonesia yang telah diwariskan oleh leluhur kita yang lahir pada peristiwa sumpah pemuda harus diwarisi oleh generasi hari ini dan generasi masa depan, sebagai bentuk perjuangan mempertahankan eksistensi suatu negara

Indonesia telah memiliki pemimpin baru, dan kini sedang menghadapi pilkada disetiap daerah, pada momentum ini adalah ujian moral, ujian persatuan, ujian kedewasaan, semangat sumpah pemuda akan menjadi pondasi kuat jika  tiap-tiap kita dapat menerapkan nilai-nilai didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun