Mohon tunggu...
A Ripai
A Ripai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ahmad Ripai

Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernah Jadi Relawan COVID-19, Ini Cerita Mahasiswa Keperawatan

3 Juli 2021   19:39 Diperbarui: 3 Juli 2021   20:37 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agil Afrianto pernah menjadi salah satu relawan di salah satu hotel yang digunakan untuk isolasi pasien COVID-19.

Anak ke-3 dari 3 bersaudara ini akrab disapa El merupakan mahasiswa keperawatan yang masih aktif menjalankan studinya di Akademi Keperawatan Pelni yang ada di Jakarta Barat.

Ilmu keperawatan yang selama ini ditempuh semasa kuliah yang menjadi salah satu pendorong El untuk bergabung turun menjadi relawan penanganan pasien COVID-19.

El menjalani tanggung jawab menjadi relawan selama 14 hari. Setiap hari dari siang sampai malam. Pekerjaan yang dijalankan El yaitu membantu perawat dan tenaga medis menangani pasien COVID-19.

Pada awal menjalankan tugas sebagai relawan, El banyak merasakan kesulitan karena dirinya merasa baru pertama kali. “awalnya bingung harus ngapain,” ucap El. Tapi karena bimbingan tenaga kesehatan dan perawat lainnya, ia menjadi lama-lama terbiasa dah tau apa yang harus dikerjakan atas kewajibannya itu.

El merasakan kebanggaan pada dirinya bisa ikut turun berkontribusi dalam penanganan COVID-19 ini. Ia merasa tidak semua orang bisa melakukan dan menjadi salah satu bagian dari relawan.

“Saya mendapatkan pengalaman yang mungkin teman-teman saya gak dapat. Saya bisa merawat pasien COVID-19, saya tau bagaimana cara menerima pasien keluar masuk, pelajaran ngedata pasien COVID-19. Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil,” ucapnya.

Pekerjaan ini cukup menguras tenaga karena tugas yang dilakukan cukup berat, sehingga kita harus mampu mengatur waktu untuk beristirahat dengan cukup dan mempersiapkan kondisi fisik yang fit dan stabil.

Pria 21 tahun ini menceritakan pengalamannya menggunakan APD lengkap yang membuat hal itu menjadi pengalaman yang sangat berkesan.

El bercerita pada saat ia menggunakan APD lengkap cukup melelahkan, ditambah menggunakan masker berlapis-lapis sehingga sulit untuk bernapas secara leluasa. Harus menahan buang air, menahan makan dan minum selama kurang lebih 12 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun