Delima berprestasi di bangku Aliyah. Sekolahan swasta termurah karena dia di biayai oleh beasiswa. Karena dia siswa berprestasi jadi tak ada biaya SPP dll yang di bebankan kepada delima. Dia cukup datang sekolah dan belajar, Alhamdulillah prestasinya terus juara umum sekolah sampai di kelas 3. Tak heran kadang dia di titip mteri ajar untuk berbagi pemahaman kepada teman temannya sebagai mentor sebaya. Pada hal pada massa itu belum ada yang namanya sekolah penggerak atau kurikulum merdeka. Tapi, di sekolahan delima siswa yang dianggap mampu menyampaikan ilmu nya di perbolehkan berbagi dengan teman temannya.Â
Sekolah Aliyah pun di lalui delima dengan begitu nikmatnya.Â
Selesai dari pendidikan Aliyah delima tak tau lagi harus kemana, karena tidak mungkin untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Delima sempat menganggur dan sempat melamar kerja di salah satu PT di daerah nya, tapi ketika dia mengikuti tes fisik Abang delima melihat adiknya yang ikut tes masuk kerja, Abang nya tidak rela jika nanti delima kerja di pabrik yang cukup berat berhadapan dengan kayu dan triplek2, lem, katter, dan lain lain.Â
Abang delima menemui bagian yang menerima karyawan baru dan di bilangnya tidak boleh menerima adik nya untuk bekerja. Tanpa sepengetahuan delima.Â
Ketika hari pengumuman kelulusan seleksi delima kecewa karena namanya tidak ada disana.
Delima di rumah saja, kegiatan rutinnya mengajar ngaji setelah Maghrib jelang isya terus beliau jalani. Sampai pembukaan kembali mahasiswa baru Abang delima yang kerja di pabrik hanya sebagai karyawan kontrak menanyakan kepada delima, apakah masih da niat delima ingin kuliah?
Abang : dek apakah adek masih mau kuliah?...
Delima : iya bang delima mau
Abang: serius?
Delima : insyaallah iya bang. Dengan mantap jawaban delima.
Akhirnya delima di beri uang untuk mendaftar kuliah oleh Abangnya.Â
Delima bergegas pergi ke kampus tujuannya. Dia bingung memilih jurusan apa yang akan di pilih.
Delima membayar uang formulir dan memilih jurusan dakwah pada masa itu. Dia mantap ingin menjadi pendakwah.Â
Ketika sudah di kumpul panitia penerima mahasiswa baru meminta berkas pelengkap seperti laport surat keterangan lulus. Delima menyiapkan berkas itu , laport di foto copy dan di leges begitu pun dengan ijazah dan nim. Hari berikutnya delima membawa berkas ke kampus untuk melengkapi bahan, panitia penerimaan mahasiswa Baru melihat prestasii di laport delima semua nilainya bagus. Dan di sarankan delima ke jalur prestasi, uang formulir pendaftaran dikembalikan. Â Delima begitu senang, formulir boleh di isi di rumah dan boleh di baca dan di pelajari jurusan apa yang akan delima pilih.Â
Kesenangan delima akhirnya ketemu dengan jurusan yang tepat dengan keinginan belajarnya. Dia ambil jurusan matematika.Â
Bukan karena dia pintar tapi karena dia pingin tau banyak tentang matematika.
Karena delima masuk melalui jalur prestasi delima tidak lagi mengikuti tes tertulis, dia disuruh datang di hari kamis setelah semua peserta selesai tes tertulis.Â
Delima hanya mengikuti tes lisan (wawancara)
Pada hari itu delima diantar oleh Abang nya untuk mengikuti tes lisan masuk perguruan tinggi. Sampai jam 12 siang.
Setelah tes selesai malam harinya  Abang delima pergi kerja di pukul 21 malam, Krn dapat kerja di sip malam sampai jam 7 pagi. Ketika di perjalanan ke lokasi kerja Abang delima, kebetulan Abang no 1 dan Abang no 2 kerja di lokasi yang sama dan sip yang sama jadi pergi kerja bersama malah mengalami kecelakaan dan masuk ruang ICU. Tak sadarkan diri.  Abang pertama patah tulang hidung dan tulang pipi, sedangkan Abang yang berniat menyekolahkan delima Anang no 2 Tempurung kepala retak sehingga bola Mata membiru dan sebesar bola kasti.Â
Harapan delima pupus sudah. Hanya berharap keselamatan kedua saudaranya.
Abang no 1 selama satu Minggu di dalam ICU baru di pindahkan ke sal laki laki. Abang no 2 dua belas jam di ICU masuk jam 12 malam keluar jam 12 siang Jumat dari ICU.
Setiap hari delima bolak balik rumah untuk membawa baju ganti buat ibu dan abang2 nya. Sepanjang perjalanan dia hanya berharap bisa ketemu kembali dengan abang2 nya. Tidak ada pengharapan lain selain keselamatan. Keduanya. Ketika dipenjagaan di rumah sakit delima sempat melihat koran di rumah sakit, dan membaca pengumuman kelulusan seleksi kuliahnya. Dan delima di terima. Tapi, dia sdah tidak memikirkan kuliah nya. Karena abangnya saja masih di rumah sakit.Â
.... Tunggu kisah selanjutnya ya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H