Yah, tidak bisa protes juga harus berlapang dada...
Delima gadis kecil anak desa itu terus menjalani hari - harinya dengan mendalami ilmu agama dan sayng kepada keluarganya. Walaupun asyik main delima sudah mulai memikirkan sekolah ya. Mau jadi apa dia kalau hanya asyik main dan sekolah asal asalan. Padahal yang biayain sekolah nya hanyalah Abang yang juga belum dewasa. Abang yang belum dewasa terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Untuk menghidupi keluarga delima.Â
Ketika menginjak kelas 3 Mts delima mulai menjadi siswa berprestasi dibidang akademik. Dan mulai turun menjadi guru di salah satu madrasah ibtidaiyah swasta di desanya.Â
Ya, delima mengajar untuk menguatkan ilmu agamanya dan juga membiasakan diri menjadi guru.Â
Hari - hari di jalani delima dengan suka cita dan rasa syukur. Tidak pernah mengeluh dan hidup apa adanya.Â
Sampai dia di bangku Aliyah tetap menjadi seperti itu. Haus akan ilmu agama.Â
Perjuangan. Delima tidak berakhir di situ...Â
Ada kisah yang lebih menyayat pilu dan juga tempahan hidup yang membuatnya tumbuh menjadi seorang yang tangguh dan tidak rapuh....
Bersambung ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H