Mohon tunggu...
arip hidayat
arip hidayat Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Work and Holiday in Australia 2015

8 Oktober 2015   03:58 Diperbarui: 8 Oktober 2015   04:29 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

thanks.

mungkin karena bosnya tahu saya dari Indonesia dan ngomongku kacau jadi dia menyerahkan telponya ke seseorang yang bisa berbahasa Indonesia juga. lalu orang Indonesia itu meminta saya datang ke cafe 21 tempat dia bekerja pada jam 2 siang.

Pak Rudi mengantarkan saya pergi ke sana. begitu sampai sana saya bertemu bosnya dan kami mengobrol, karena saya bingung dia mengajak saya ke dapur dan mempertemukan dengan orang Indonesia tadi, ada dua orang yaitu ibu dan anak. anaknya menunjukan pekerjaan seperti apa yang harus saya kerjakan.

saya melamar pekerjaan sebagai kitchen hand atau tukang cuci piring dan sekaligus bantu-bantu di dapur. kurang lebihnya saya mengerti karena saya bisa kerja kasar dan sebelum ke Australia belajar lewat video-video mengenai berbagai jenis casual jobs.

besoknya saya kerja dan di jam tertentu orang Indonesia yang ternyata head chefnya itu bilang kalau kerjaku bagus dan cepat. cafe tempat saya bekerja berada di pusat kota yang ramai sekali dan memiliki beberapa cabang, saya dimotivasi terus kalau kedepanya bisa mendapatkan sponsor visa kerja kalau mau. saya belum bisa mengatakan iya meski sebelum ke Australia saya berharap sekali ada yang mau sponsorin.

pertama kerja begitu ramai pengunjung, maklumlah masih peak season dan saya masih bisa bantu bersiin bawang sebucket dan bantu lainya. semakin lama kerja saya mendengar dan merasakan beberapa komentar cukup memuaskan apa yang saya lakukan.

pagi hari saya melangkah dengan keriangan, antuasiasme yang tingga dan semangat untuk menabung menjadi tekad kuat. selain itu banyak hal yang bisa dapatkan karena tujuan saya saat ini adalah belajar banyak hal dari apa saja. terutama bidang masak yang saya sukai.

saya sudah terbiasa kerja keras, mengikuti ritme kerja orang-orang yang kerja casual di Australia tidak begitu sulit bagi saya. seringkali saya ikut menumpang dengan teman yang mengajak saat pulang. mereka juga memberi kode-kode bahwa setidaknya saya tahu hasil kerjaku..

*flashback.

Saya hanya berpikir kalau kita rajin dan lebih tekun dari orang lain, pasti kelak kita juga akan mendapatkan lebih dengan berbagai cara. saya sering terlibat pekerjaan bareng temen dan saya bisa merasakan orang yang suka mengandalkan dan tidak, tapi saya juga berpikiran untuk tidak peduli karena hasil lebih yang bakal kita terima bukan sekarang tapi nanti. Tidak banyak lakik yang mau ngerjain pekerjaan yang menurutnya itu harusnya dikerjakan cewek, misalkan makan-makan di rumah temen, mereka gak mau bantu cuci piring, bahkan masak sekalipun atau menjamu. Saya tidak malu melakukan pekerjaan remeh temeh. setiap hari saya selalu berlumuran tepung, mau pegang oli, mau kotor-kotoran, bahkan saya mau nyapu-nyapu jalanan gang. Masih banyak lagi dan semua itu membuat saya bisa berasaing dengan orang lain dan gak ngoyo dengan ritme pekerjaan yang saya hadapi di Australia.

tidak semua pekerjaan terlalu berat, ada juga yang masih ringan, namun saya justru terkadang menyukai pekerjaan sibuk karena lebih menantang dan bisa menignkatkan standar kemampuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun