Marhaban ya ramadhan, bulan penuh berkah dan masa untuk top up pahala. Mungkin begitulah deskripsi ramadhan untuk para gen-z.
Bagi ummat Islam, ramadhan adalah bulan yang istimewa. Sebab, di bulan inilah ummat Islam melaksanakan rukun Islam ke-3 yakni puasa di bulan ramadhan. Selain karena hal ini, keistimewaan pada bulan ramadhan adalah dilipatgandakannya amal perbuatan menjadi 70X lipat, dengan catatan amalan baik dan buruk.
Berbicara tentang bulan ramadhan, ada berbagai spekulasi dari beberapa pihak mengenai kriteria pendapatan pahala, meskipun urusan pahala adalah pekerjaan malaikat. Spekulasi ini tentang batalnya puasa seseorang, ataukah hilangnya pahala puasa bagi seseorang yang secara teknis tidak melaksanakan perkara yang membatalkan puasa, namun melakukan perkara maksiat.
Sekali lagi, pahala yang didapat manusia adalah suatu perkara yang berada di tangan malaikat dan tuhan, manusia hanya bisa berikhtiar dan tidak bisa mengetahui bagaimana pendapatannya. Namun, dengan berikhtiar inilah manusia bisa meningkatkan point-point pahalanya dengan melakukan perkara-perkara kebajikan.
Salah satu perkara yang dapat membuat pahala puasa seorang muslim hangus ialah melakukan maksiat di bulan puasa. Meskipun secara teknis tidak membatalkan puasa, namun maksiat yang dilakukan membuat seorang muslim hanya menderita haus dan lapar selama berpuasa.
Maksiat, adalah segala hal yang melanggar peraturan dalam agama Islam yang konsekuensinya ialah mendapatkan dosa. Sebagaimana definisinya, ada banyak perkara yang berstatus maksiat, bukan hanya beberapa perkara. Namun, banyak beranggapan bahwa maksiat hanyalah segelintir perkara, sedangkan sisanya hanyalah perkara yang biasa. Hal ini tentu salah, sebab definisi maksiat bersifat umum tidak khusus.
Salah satu maksiat yang sangat "populer" di bulan ramadhan adalah berpacaran. Memang, secara teknis berpacaran adalah salah satu maksiat, namun kita tidak hanya terpaku pada perkara satu ini, ada banyak jenis maksiat yang mungkin tidak disadari dan lebih baik kita mengintrospeksi diri dibanding menghakimi.
Jadi, pacaran memanglah maksiat. Tapi, ini bukan satu-satunya maksiat, ada banyak sekali maksiat yang harus dihindari tanpa disebutkan satu persatu.
Tulisan ini bukan bertujuan menyindir beberapa pihak, tapi untuk saling mengingatkan, khususnya diri sendiri. Jika kalian setuju, dukung tulisan ini dan sebarkan di media sosial kalian.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H