18.00, Aku bertolak ke arah barat gerbang utama kampus UIN Jember usai memarkirkan mobilku di halaman parkir pascasarjana. Kusisir jalanan yang menjadi pasar malam dengan mengikuti aliran aspal, berganti arah ke arah selatan setibanya di pertigaan, dan berganti arah kembali ke arah barat menyusuri jalanan. Ruas jalan ini tidak terlalu ramai dibanding depan kampus, sebab jalanan ini lebih banyak dihuni rumah-rumah penduduk dan toko percetakan.
Langkahku terhenti di depan sebuah komplek coffe shoop dan masuk ke sana. Area ini dihuni oleh beberapa cafe shoop dengan lay out dua lantai keseluruhannya, dan Aku masuk ke coffe shoop nomor dua dari selatan di gugus timur, setelah kupesan cokelat hangat dan roti bakar, kulangkahkan kakiku ke lantai dua melalui tangga kayu. Di sana, pandanganku menangkap sosok gadis yang tengah fokus pada laptopnya, dan di pojok utara ada beberapa lelaki yang tampak mahasiswa semester muda, dengan batang rokok di jemarinya.
Urusanku adalah dengan gadis itu, salah seorang kenalanku yang kini tengah menggarap skripsi. "Udah lama?"
"Enggak, baru aja nyampe."
Aku duduk di depannya, dan mengambil buku yang ada di sisi kiri laptop yang ia pakai. Buku berjudul "Metode Penelitian" yang tentu Aku tidak tertarik dengan isinya, melainkan hanya sekedar iseng. Tak lama, Ia mengajakku berdiskusi rencana dari penelitiannya, mulai dari objek, teori dan referensi.
"Teori ini jangan cuma jadi pajangan, tapi harus berhubungan sama objeknya, kalo perlu cari teori yang gampang-gampang aja." Jelasku yang ia respon dengan anggukan kepala, "Referensi juga, kan ada penelitian terdahulu tuh, jadi Kamu search dulu penelitian terdahulu yang se lokasi dulu, intinya jangan kemana-mana, yang se lokasi, baru cari yang se arah. Gitu."
"Oke oke, ntar Aku edit lagi." Jawabnya dengan memainkan jemarinya di keyboard laptopnya.
Menunggunya selesai dengan pekerjaannya, Aku pun berselancar di media sosial sembari menikmati pesanan yang kupesan. Di waktu hening ini, telingaku menangkap pembicaraan anak-anak yang berkumpul di pojokan, terdengar mereka berdiskusi tentang kabar-kabar terkini, mulai dari luar negeri hingga dalam negeri. Aku mendengarnya seakan berada di studio R66 Newslitics milik Bapak Helmy Yahya. Pengandaianku bukan sebuah sindiran, tapi sebuah impresi yang nyata, sebab anak-anak itu tampak memiliki banyak referensi, bukan hanya sebatas berbicara tanpa dasar.
Keasikanku mendengar pembicaraan mereka terhenti saat temanku ini kembali mengajakku berdiskusi, hingga pada akhirnya diskusi ini terhenti oleh waktu. Kami berdua memutuskan untuk pulang, usai membereskan barang-barang Kami turun bersama dan meninggalkan coffe shoop ini bersama dan berpisah di depan, Aku bertolak ke arah timur sedangkan ia ke arah barat.
***
"Waduh, keringetan dulu nih sebelum pulang." Keluhku melihat ban kiri belakang mobilku yang kempes, apa boleh buat masalah ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Kukeluarkan tool kit dari dalam bagasi, kunci roda dan dongkrak. Butuh sekitar waktu lima menitan, spare tire sudah terpasang kuat, begitupun dengan tool kitnya telah kembali ke tempatnya semula.
Kulajukan mobil ini meninggalkan area kampus UIN Jember, bertolak pulang untuk istirahat. Kejadian hari ini, mulai dari menemani temanku berdiskusi, mendengarkan diskusi malam para mahasiswa di coffe shoop dan endingnya adalah mengganti ban malam-malam. Aku pun menyimpulkan satu pelajaran penting, yakni tak peduli retorika teori yang dikuasai, bermacam kabar terkini yang difahami, masalah harus diselesaikan sendiri, tanpa teori tapi dengan tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H