Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buat Apa Datang ke Pengajian

26 Februari 2023   11:01 Diperbarui: 26 Februari 2023   11:05 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski diguyur hujan, para jamaah tetap antusias menghadiri pengajian, sumber foto dokumentasi pribadi Yayasan As'adiyah Pelalangan.

Salah satu identitas keilmuan dalam komunitas manusia adalah adanya forum keilmuan dengan berbagai jenis, konsep dan tema yang dibahas. 

Di tengah-tengah ummat Islam, forum keilmuan ini dikenal dengan istilah majelis ilmu atau majelis ta'lim. Majelis ta'lim sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang mana diikuti oleh sebagian sahabat. 

Majelis ilmu tidak hanya pudar di masa Nabi, di era sahabat, tabiin, tabiit tabiin hingga detik ini. Semua ulumuddin yang tertampung ke dalam kitab-kitab dan buku disalurkan oleh majelis ilmu di setiap generasi.

Di era modern ini, ada dua majelis ilmu yang populer di ummat Islam Indonesia, yang keduanya memiliki karakteristik berbeda, meski tujuannya sama. Dua majelis ini ialah pengajian dan kajian, dua kegiatan ini berasal dari dua kata yang sama maknanya, yakni ngaji dan kaji, yang secara harfiah memiliki makna belajar.

Kiai Azaim menyampaikan mauidhah hasanah dalam pengajian Isra' Mi'raj, sumber gambar Dokumentasi Yayasan As'adiyah Pelalangan.
Kiai Azaim menyampaikan mauidhah hasanah dalam pengajian Isra' Mi'raj, sumber gambar Dokumentasi Yayasan As'adiyah Pelalangan.

Pengajian adalah majelis ilmu dengan konsep satu atau dua penceramah yang menyampaikan mauidhah hasanah secara bergantian, yang masing-masing memiliki tema yang berbeda. 

Narasumber atau penceramah dalam pengajian menyampaikan materinya tanpa teks, dengan pembawaan yang santai dan diselingu beberapa humor. 

Pengajian, biasa dilaksanakan pada acara-acara khusus, seperti hari besar ummat Islam. Gus Miftah (Jogja), KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy (Situbondo), KH. Musleh Adnan (Pamekasan) dan KH. Abdul Malik Sanusi (Bondowoso), adalah salah satu dai kondang yang kerap diundang dalam acara pengajian.

Buya Yahya dalam majelis al-Bahjah, sumber intipseleb.com
Buya Yahya dalam majelis al-Bahjah, sumber intipseleb.com

Konsep dari kajian sedikit berbeda dengan pengajian, dalam majelis kajian, narasumber membawa referensi sesuai tema, jika membahas Fiqh narasumber membawa Kitab Fiqh seperti Fath al-Qarib al-Mujib, jika aqidah membawa Kitab Sullam al-Taufiq, dan lain sebagainya. 

Dalam kajian, audience dipersilahkan menyampaikan pertanyaan, sesuai materi yang dibahas, maupun di luar materi, hal ini jarang ada dalam pengajian. Dalam waktunya, kajian memiliki jadwal dan tempat khusus, tanpa mengenal waktu-waktu khusus. Gus Baha', Buya Yahya, dan KH. Ma'ruf Khozin (Aswaja Center PWNU Jatim) adalah contoh dai yang memiliki majelis kajian.

Majelis ilmu memiliki pamor tersendiri dalam pengajian, yang tidak pernah sepi audience atau jamaah. Khususnya yang dibuka untuk umum, orang-orang berbondong-bondong menghadiri majelis ilmu, tanpa syarat dan tujuan khusus. Fenomena ini melahirkan pertanyaan dalam benak penulis, untuk apa datang ke pengajian? Setelah melakukan observasi dan membaca beberapa referensi, jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dijabarkan sebagaimana berikut.

Alasan pertama adalah pengamalan hadits Thalab al-Ilm faridhah ala kulli muslim, yang memiliki arti setiap ummat islam wajib mencari ilmu, yang mana kewajiban ini bersifat individual, atau fardhu 'ain. Hadits ini sangat masyhur dalam ummat muslim, dan mungkin hampir 99% ummah Muhammad hafal hadits ini. 

Pengamalan hadits ini adalah bukti valid akan loyalitas ummat Islam untuk hadir dalam majelis ilmu, sebab meski jamaah berasal dari berbagai kalangan, tujuan utamanya adalah belajar, ta'allum.

Selain dasar referensi yang dijadikan rujukan, gerak-gerik jamaah majelis ilmu juga seakan mengatakan bahwa tujuannya adalah belajar. Dengan urutan, datang, duduk, mendengarkan dan pulang setelah acara selesai.

Meski diguyur hujan, para jamaah tetap antusias menghadiri pengajian, sumber foto dokumentasi pribadi Yayasan As'adiyah Pelalangan.
Meski diguyur hujan, para jamaah tetap antusias menghadiri pengajian, sumber foto dokumentasi pribadi Yayasan As'adiyah Pelalangan.

Alasan kedua adalah posisi dari sang penceramah atau narasumber. Semua orang mengerti jika narasumber dalam majelis ilmu adalah seoarang alim allamah, bukan orang-orang yang tidak memiliki dasar intelektual. Para jamaah sudah memiliki ikatan batin dengan narasumber, hingga memantik alam bawah sadarnya untuk tak pernah absen dalam setiap majelisnya.

Selain ikatan batin, para jamaah juga mempercayai adanya barokah dalam majelis ilmu dan dalam diri narasumber. Apa itu barokah? Bagi kalangan santri, barokah diartikan sebagai kebaikan di dalam kebaikan. Namun, barokah ini tak bisa dilihat kasat mata, bentuknya terlalu abstrak untuk dilihat, namun bisa dirasakan oleh individu yang telah merasakannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua alasan dari hadirnya para jamaah dalam majelis ilmu, yakni mengais ilmu dan barokah. Ilmu dan barokah, adalah dua hal yang tidak bernilai, dan tidak bisa didapat hanya dengan uang, namun juga harus diselingi ketekukan.

Mungkin hanya ini hasil dari penelusuran terkait pertanyaan yang ada dalam benak penulis, sebagaimana tertera dalam judul, buat apa datang ke pengajian. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalam pengembangan intelektual, sedikit dan banyaknya semoga barokah.

Salam literasi!

Tulisan ini dirangkai pada Sabtu Malam minggu, di Masjid Subulassalam Desa Pelalangan Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso, dalam majelis ilmu yang dihadiri KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, dalam peringatan isra' mi'raj yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan Islam As'adiyah Desa Pelalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun