Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Ngaco dengan Sejarah

7 Juli 2022   20:04 Diperbarui: 7 Juli 2022   20:10 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti sebagai salah satu contoh sumber sejarah, sumber: sidesisetiowati.blogspot.com

Oh ya, siapa Kuntowijoyo? Beliau, adalah Guru Besar bidang sejarah di Universitas Gajah Mada, yang bukunya menjadi rujukan wajib para mahasiswa sejarah yang tengah melakukan penelitian, seperti penulis yang lagi garap skripsi. (semangat para pejuang skripsi)

Ok, kali ini akan dijelaskan secara singkat tentang tahapan-tahapan dalam penelitian sejarah, yang Kita mulai dari pemilihan topik. Pemilihan topik adalah tahapan pertama dari semua kepenulisan, jenis apapun itu. Untuk penelitian sejarah, kita ambil contoh ingin menulis biografi seorang tokoh, anggap saja Beliau adalah Kiai Salam, seorang tokoh agama di Desa Konoha.

Kenapa memilih Kiai Salam? Karena beliaulah orang yang mengubah desa ini menjadi desa agamis yang sebelumnya menjadi tempat maksiat.

Kedua, peneliti mencari sumber sejarah, sumbernya apa saja? Bisa berupa dokumen, naskah, artefak, dan sumber lisan untuk diwawancarai. Sumber ini terbagi menjadi dua, yakni sumber utama dan pendukung, sumber utama harus sumber yang berasal dari satu zaman dengan topik penelitian. 

Contohnya, buku catatan Kiai Salam, dokumen pribadi Kiai Salam seperti KTP mungkin, untuk sumber lisan harus se zaman pula, seperti keluarga, teman, murid. Sumber pendukung, adalah sumber yang berasal dari mana saja asal berhubungan dengan topik pembahasan.

Prasasti sebagai salah satu contoh sumber sejarah, sumber: sidesisetiowati.blogspot.com
Prasasti sebagai salah satu contoh sumber sejarah, sumber: sidesisetiowati.blogspot.com

Ketiga, interpretasi atau kritik. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan keaslian atau kesesuaian sumber, contohnya peneliti menemukan sebuah sebuah catatan yang berisi informasi tentang Kiai Salam, tapi catatan tersebut masih bagus, dan terlihat baru, setelah dilakukan pengecekan lebih dalam, ternyata catatan itu ditulis setelah Kiai Salam wafat, maka sumber ini tidak bisa dijadikan rujukan.

 Contoh kedua adalah sumber lisan, ada orang yang mengaku sebagai seorang santri Kiai Salam, dan memberikan informasi-informasi terkait Kiai Salam, tapi setelah diteliti lebih dalam, orang itu bukan santri, tapi hanya orang yang sering bertamu, dan rekam jejak orang itu tidak baik. Maka sumber ini tidak bisa dipakai sebagai rujukan.

Keempat, interpretasi. Tahap keempat ini lumayan gampang, kenapa? Karena peneliti tinggal menyesuaikan tahapan waktu dan peristiwa dari sumber yang sudah melewati tahapan verifikasi. Dan terakhir adalah historiografi, menulis hasil penelitian sesuai dengan urutan waktu.

Bagi sebagian peneliti, tahapan paling susah itu di tahap kedua, yakni pengumpulan sumber. Seperti yang dijelaskan tadi, sumber sejarah itu harus dari sumber yang se zaman, karena sumber sezaman memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Kendala para peneliti dalam mencari sumber sezaman itu dua, sedikit dan tidak ada, dan bagaimana kalau tidak ada? 

Maka penelitian tidak bisa dilanjutkan. Dan, banyak mahasiswa yang mengganti judul penelitiannya karena tidak dapat menemukan sumber yang sezaman. Dan ada beberapa zaman yang sudah tidak diberi lampu hijau untuk diteliti, seperti zaman Pra Kolonial ke belakang. Kenapa? Alasannya sangat jelas, selain semuanya sudah ditulis, sumbernya pun sudah tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun