Mohon tunggu...
Ario Purba Supardjo
Ario Purba Supardjo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

sedang belajar berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Seperti Apa

10 April 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

pernikahan dan tipe wanita seperti apa merupakan pertanyaan yang paling sering ditanyakan akhir-akhir ini, bukannya mengeluh atupun marah, tapi hanya sebuah peneguh. ini tentang beberapa wanita yang berhasil meruntuhkan naluri kelaki-lakianku sehingga aku punya keinginan untuk memilikinya. tapi karena beberapa hal, semua wanita itu hanya hidup dalam angan-angan.

1. wanita A
ini merupakan wanita pertama yang berhasil menarikku sehingga aku kepengen untuk menikah dengannya. secara paras lumayan manis dan dia seorang akhwat (aku sendiri tidak tau apa arti "akhwat itu"). kita bertemu ketika mengadakan buka bersama untuk anak jalanan disebuah rumah singgah, kita mewakili dua organisasi yang berbeda. pertemuannya hanya terjadi sekali itu saja, setelah itu kita tidak pernah bertemu dengan bahkan kalau bertemu aku lupa wajahnya seperti apa. waktu itu kita mengobrol bertiga, dia bersama temannya dan yang kita perbincangkan tidak sedikitpun menyangkut hati ke hati, lebih kepada masalah sosial.

anehnya, aku langsung merasa cocok saja, tetapi waktu itu karena kondisiku yang masih morat-marit sehingga tidak punya keberanian untuk mengatakan keinginanku. setahuku seorang akhwat agamanya bagus dan tidak akan pacaran, jika suka ya langsung diajak menikah, ini kata temanku yang seorang ikhwan. temenku mengatakan bahwa jika memang serius dia bisa menghubungkan, tapi sebelum itu dia mengajukan pertanyaan yang harus dijawab olehku, apakah kamu dapat menjamin kehidupannya sehari-hari? bagaimana dengan agamamu? temenku tidak meminta jawaban dariku, hanya kalau memang sudah siap dia sanggup untuk mengatakan kepadanya, soal diterima atau tidak itu tergantung wanitanya.

akhirnya aku memutuskan untuk mengurungkan niatku setelah berkaca pada diri sendiri, ya memang seperti pungguk merindukan bulan, seorang preman seperti aku ini ingin menikahi seorang bidadari. sebagian besar cerita seperti itu hanya terjadi di dunia film dan sedikit sekali yang terjadi di dunia nyata. sebenarnya apa keistimewaan wanita itu sampai sekarang aku juga masih bingung karena temanku yang lebih cantik dari juga banyak. pertama bertemu, tertarik pada matanya, dari matanya aku menangkap sebuah kesejukan, mata seperti ini yang jarang aku temukan pada wanita. kemudian melihat dia beramah tamah dengan anak jalanan, tampak sosok keibuannya yang membagi rata kasih sayangnya pada semua anak-anaknya, pada tahap inilah keinginan menikahinya muncul dengan tiba-tiba. padahal kita belum pernah bertemu, tidak tau latar belakangnya seperti apa, ataupun dari keturunan dari mana. hanya sekali bertemu dan ingin memilikinya.

2. wanita B
ada perbedaan antara aku dan dia yang sangat prinsip dan mendasar, yaitu perbedaan agama. walaupun berbeda, pengetahuan dia tentang islam cukup banyak dan bahkan hafal beberapa surat dalam Al-Qur'an. dahulu kita memang sering bertemu tetapi waktu itu dia sudah memiliki pacar dan pacarnya juga berteman baik denganku. kita berkenalan dan dengan cepat menjadi akrab, ini mungkin karena kita memiliki sifat berbeda dan cara pandang yang berbeda sehingga sering terlibat dalam sebuah perdebatan. tapi disisi yang lain, merasa nyaman ketika berbincang dengannya dan aku bisa terbuka dengan kehidupan pribadiku, begitu juga dengan dia, dia sering sekali cerita tentang cowonya, keluarganya dan sebagainya. padahal terbuka dengan wanita adalah sesuatu yang jarang aku lakukan.

wajahnya memang cantik, dan banyak orang yang mengatakannya, aku pun mengakuinya. tetapi bukan karna wajahnya dia masuk dalam kategori wanita yang ingin kunikahi. pernah suatu saat ketika kita berdua, ada seorang tukang becak yang sedang mengantarkan pelanggannya, dia menunggu di luar karena pelanggannya sedang berbelanja. tukang becak itu sudah cukup tua dan terlihat sangat kelelahan karena waktu itu matahari bersinar dengan teriknya. melihat tukang becak yang kepayahan tersebut, wanita B ini merasa sangat kasihan, terlihat dari sorot matanya memandang bapak itu. kemudian dia membeli minuman dan diberikan kepada bapak itu sambil beramah tamah sebentar.

aku bertanya, kenapa kamu memberi minuman kepada bapak itu? untuk beberapa saat dia masih terdiam sambil memandangi bapak tersebut, aku yakin dia hampir meneteskan air mata, tapi mungkin malu karena ditempat umum. "apa yang kamu lihat dari bapak itu" dia memulai perbincangan. aku jawab bapak itu sedang kelelahan karena panasnya siang ini. "contohlah bapak itu, jika ingin menjadi seorang laki-laki", kata dia sambil mengajak pulang. waktu itu aku tidak mengerti apa maksudnya, tetapi akhir-akhir ini baru tahu jawabannya, bahwa seorang laki-laki dinilai dari tanggungjawabnya. sifat yang mirip dengan ibuku lah yang mendorong ingin memilikinya.

3. wanita C
wanita ini merupakan cerminan anak muda sekarang, mengutamakan penampilan, merasa paling benar dan suka foya-foya. wanita ini sangat berbeda dengan dengan dua wanita diatas, dua wanita sebelumnya sangat kalam dalam perilakunya, tapi wanita ini cenderung agresif. kehidupannya juga tidak teratur, kadang sholat kadang tidak, sering dugem dan pulang dengan kondisi mabok. secara akademis juga kacau karena nilainya juga tidak bagus, agak sedikit dibawah rata-rata.

terus kenapa kamu ingin menikahinya? apa keunggulannya? tanya temanku. karena mata dan biolanya. aku entah kenapa selalu tertarik pada wanita yang memainkan biola, terlihat anggun. bagi saya, orang yang pandai memainkan biola adalah orang-orang yang hebat karena bermain biola harus dari hati, akan terlihat sekali jika dalam memainkannya hanya setengah hati. soal mata tidak perlu dijelaskan, aku yakin kamu juga tertarik dengan matanya yang sendu. temanku ekspresinya datar saja, dan hanya berkata sendu itu senang duit yaa..

ada satu hal lagi yang membuatku masuk pada tahap ingin memilikinya, jika mata dan biola hanya mengantar pada tahap ketertarikan. dia sangat suka akan anak-anak, jika bertemu dengan anak kecil dia sangat gemas, kadang memegang, kadang diajak bercanda, bahkan terkadang langsung dicubit, padahal tidak tau itu anak siapa. ketika bertemu dengan anak kecil hilang citra dia yang suka foya-foya.

4. wanita D
ini sebenarnya sebuah cinta terlarang karena ingin memiliki seorang wanita yang sudah bersuami dan memiliki anak. tapi keinginan ini langsung ditebang sebelum berkembang. untuk 3 wanita diatas, paling tidak masih mengharap sebuah keajaiban, tetapi untuk yang ini, biarlah kita berteman dalam kesepian. wanita ini sebenarnya merupakan gabungan dari 3 wanita diatas, hanya masalah waktu yang salah saja, kenapa kita baru bertemu sekarang, andai aku bertemu dengan dirinya ketika masih belum ada yang memiliki, pasti aku langsung lamar dia.

disamping gabungan dari ketiga wanita diatas, wanita ini sangat mirip dengan aku (dari segi ideologi dan paradigma, hanya berbeda agama saja, tapi bagiku itu bukan masalah). dia mengerti benar apa yang aku sukai dan apa yang aku benci, dari caranya menjawab sesuatu sangat mirip dengan caraku menjawab, sifatnya yang keras kepala juga tidak jauh beda dengan aku. terkadang aku mengeluh pada Tuhan, kenapa Kau pertemukan aku dengan wanita seperti itu dengan kondisi seperti ini?

suatu saat dia pernah mengatakan, "kenapa kita harus bertemu, supaya kamu bisa menghargai waktu". aku yakin dia merasakan apa yang aku rasakan dan aku juga yakin kita memiliki perasaan yang sama, hanya keadaanlah yang memaksa kita tidak bisa bersama. untung kita hanya bertemu sebentar karena kalau bertemu agak lama aku tidak yakin dapat mengendalikan diriku. aku menghindar darimu bukan karena membencimu tetapi lebih kepada aku tidak ingin membuatmu kehilangan kehormatanmu, kata bapakku, seorang wanita dinilai dari bagaimana dia menjaga kehormatannya, termasuk kehormatan rumah tangganya.

pesan dari temanku yang sudah menikah:

"menikah bukan masalah mencari yang cocok dan sesuai keinginan, tapi lebih kepada berani memilih dengan segala resiko, setelah itu tinggal bagaimana menikmatinya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun