Mohon tunggu...
Arion Euodia Saragih
Arion Euodia Saragih Mohon Tunggu... Wiraswasta - ALL IS WELL

Alumni UNIVERSITAS PADJADJARAN(2010).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengetahuan Perairan yang Terbelakangkan

8 Juni 2015   17:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potongan lirik “Nenek Moyangku orang pelaut, gemar mengarung…” tentu menjadi ingatan yang masih terngiang hingga saat ini. Hanya saja, lagu ini nampak sekedar menjadi romantisme masa lalu, apalagi ketika melihat keadaan saat ini yang tidak bisa mengulangi kebanggaan Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh. Perairan Indonesia pada saat ini yang semakin lama semakin hilang dari buah bibir masyarakat.

“Indonesia Negara Maritim”, sebuah semboyan yang dahulunya dibangga-banggakan oleh masayarakat Indonesia atas luasnya perairan Indonesia dan begitu kayanya potensi alam yang terkandung di dalamnya. Pantai yang sangat panjang, lautan yang luas, ekosistem laut yang sangat banyak dan beragam menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.

Kebanggaan dahulu ternyata menjadi kesedihan di masa sekarang. Profesi nelayan semakin terpinggirkan, karena masyarakat menganggap profesi lain lebih menguntungkan ketimbang harus berburu ikan di laut yang potensinya sudah berkurang.

Tak hanya itu, saat ini perairan Indonesia kurang diberi perhatian. Kita tidak bisa menjaga dan melestarikan perairan Indonesia yang begitu luas dan berpotensi besar untuk kemakmuran masyarakat Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap perairan adalah asal mula berkurangnya minat masyarakat untuk melaut.

Perhatian yang besar terhadap perairan harus didasari dengan pendidikan. Pendidikan adalah kunci utama dan dasar untuk menjaga, melestarikan dan memanfaatkan potensi perairan yang begitu besar. Pendidikan mengenai perairan Indonesia seharusnya diajarkan sejak di bangku SD, sehingga mereka tertarik untuk mempelajari lebih lanjut potensi besar kelautan kita ini.

Terkadang kita menyepelekan bahwa pelajaran mengenai lautan itu tidak penting untuk sekolah dasar. Padahal, belajar sejak tingkat ini justru akan membuka pikiran mereka untuk lebih mendalami dan mengetahui bahwa Indonesia ini lebih luas lautan daripada daratannya. Hal ini merupakan daya tarik bagi anak-anak sekolah untuk melihat langsung keadaan yang sebenarnya.

Bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai, memang menjadi hal biasa untuk mengenal laut secara langsung, tetapi akan lebih baik lagi jika mereka juga diperlengkapi dengan pendidikan mengenai kelautan agar bisa mencintai dan memanfaatkan potensi yang ada dengan baik bukan untuk dirusak.

Bukan hanya di tingkat dasar, pendidikan di tingkat selanjutnya juga harus dibenahi dengan pendidikan mengenai maritim Indonesia. Jenjang pendidikan yang berlanjut dan diikuti dengan perkembangan kelautan akan menjadi pengetahuan yang sangat berharga dan bermanfaat bagi Indonesia. Peningkatan wawasan di setiap jenjang pendidikan akan memacu keingintahuan dan pengembangan wilayah lautan Indonesia.

Pengaruh globalisasi merupakan alasan utama pergeseran kepentingan pendidikan kelautan Indonesia. Selain itu, pemerintah lebih cenderung berfokus pada daratan dan lupa akan lautan yang tak kalah potensinya dengan daratan Indonesia. Sangat disayangkan jika lautan Indonesia yang begitu luas dan sangat berpotensi untuk kemakmuran rakyat Indonesia terlupakan begitu saja oleh pemangku kepentingan di negara ini.

Generasi muda harus lebih proaktif untuk peningkatan kualitas kelautan Indonesia dan mendukung setiap program pemerintah yang pro rakyat dan tidak melupakan satu bagian apapun dari negara ini. Peningkatan kualitas daratan dan lautan Indonesia seharusnya sejajar dan tidak berat sebelah. Tanpa lautan negara ini juga akan kehilangan potensi pengembangannya begitu juga dengan daratan.

Ilmu pengetahuan adalah modal dasar untuk berkembangnya suatu negara, oleh karena itu disarankan agar setiap bagian dari negara ini diajarkan sejak dini sehingga setiap masyarakat mengenal negaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun