Mohon tunggu...
Kelompok 1 Hubungan Industrial
Kelompok 1 Hubungan Industrial Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Menulis untuk menyumbang pada Dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Layar Negara Indonesia Perlu Dibuka dengan Tangan Generasi Muda

26 Januari 2023   09:30 Diperbarui: 26 Januari 2023   09:34 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlombaan Kelompok

Di era digital menjadi sebuah kemudahan bagi orang lain untuk menyampaikan segala sesuatu, di era digital pula para penggiat politik memiliki jalan yang lancar dalam melakukan apa yang dapat membawa nilai keuntungan pada mereka, Partai politik pada masa-masa kampanye selalu rela melakukan yang terbaik demi kesuksesan tim mereka. 

Dengan adanya era digital mereka dapat melakukan apapun untuk meraih tujuannya. Media komunikasi yang dipakai untuk membangun citra baik, media informasi yang dimanfaatkan untuk mengambil hati rakyat. Tanpa disadari, hal tersebut justru menjadi pemicu pemecahan NKRI. Ambil contoh sebutan “Cebong” dan “Kampret” yang familiar pada masa pilpres kemarin. Mungkin sebutan tersebut tercipta hanya untuk menjadi bahan jenaka, namun kenyatannya lebih dari itu. Era Digital kala itu sudah dipenuhi kebencian baik dari Pihak pendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo.

Soejono Soekanto (1983) mengatakan bahwa kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. 

Hal ini sudah dianggap biasa terutama pada partai-partai politik yang berdiri di Negeri Ibu Pertiwi, pembentukan kelompok sosial formal yang di beri nama, di beri visi-misi, dan warna khas hingga terbentuk menjadi partai dan di kenalkan secara mudah melalui media-media digital akhir-akhir ini sudah selalu kita jumpai. Tujuan pembentukan itu semata-mata untuk menciptakan hubungan yang baik, mampu memberi timbal balik, dan saling mempengaruhi.

Era digital, memang layaknya anak panah yang mampu melesat kilat dengan tarikan busur. Hadirnya beragam informasi baik informasi yang bersifat positif atau negatif mampu dengan cepat menembus mata para pengguna media sosial yang merupakan buah hasil dari era digital. Dengan hadirnya era digital membuat setiap kelompok atau partai berlomba-lomba menjadi yang terbaik sekaligus untuk mendapatkan pengakuan. Tanpa disadari hal tersebut mampu menghasilkan dampak yang serius. 

Konflik kelompok akan relevan terjadi seperti adanya diskriminasi antar kelompok, saling sindir-menyindir, dan menganggap rendah kelompok-kelompok lainya. Sehingga para pengguna digital akan ikut serta memilih kubu yang menurut mereka itu baik, hal itu pasti akan terjadi pada pesta demokrasi, saat pemilu serentak dilaksanakan. Politik dengan pemilu yang bertujuan untuk memilih pemimpin, dan mencoblos sebagai tanda mencintai demokrasi, nampaknya berbanding terbalik dengan segala hal yang dilakukan dan kenyatannya.

Digital Adalah Pisau

Dengan setiap fenomena yang terjadi, yang mampu menjadi penyebab atau bibit-bibit perpecahan NKRI adalah suatu musuh yang menjadi penyebab kapal Negara Indonesia tidak dapat membuka layarnya untuk terus berjalan mencapai tujuan dan cita-citanya. Digital adalah suatu hal yang dapat memberi sentuhan agar layar dapat kembali terbuka, sehingga Negara Indonesia mampu meraih cita-citanya. Digital juga adalah suatu kesempatan bagi para pegiat lain yang memiliki otak licik untuk memudahkan keinginannya tercapai tanpa memikirkan dampak apa yang terjadi pada Negara Indonesia, salah satunya pegiat politik.

Hal yang perlu terus terjadi adalah generasi muda tidak boleh kalah pintar dengan yang telah ada diatas mereka. Dan ketika pintar juga tidak perlu memintarkan diri dan membodohi orang lain terutama orang kecil. Karena itu untuk kedepannya Negara Indonesia perlu memiliki harapan kepada generasi muda agar mampu memegang digital layaknya pisau yang mampu dipergunakan dengan baik, salah satunya dipergunakan untuk membuka layar Negara Indonesia agar Negara ini dapat Kembali berjalan untuk meraih cita-citanya.

Melalui dialog terkenalnya sang penyambung lidah rakyat telah mengutarakan dampak kedepan yang terjadi, dan kini telah terbukti terjadi “Perjuangan kita akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri” (Soekarno) Selama bangsa sendiri mampu saling memahami, maka disitu Indonesia dapat bersatu dengan teguh kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun