Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kendaraan Mogok

16 Desember 2023   02:01 Diperbarui: 16 Desember 2023   02:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah hari Senin. Beberapa hari yang lalu kendaraanku tiba-tiba mogok di tengah jalan. Waktu menunjukkan pukul 04.00 sore, padahal itu adalah waktu pulang kerja. Aku tidak tahu apa di sana terdapat semacam festival, sehingga jalan raya tampak sangat sepi. Aku baru saja pindah di kota itu. Tidak kurasakan keanehan, meskipun di tempat yang kutinggali sekarang.

Seseorang pernah memberitahuku tentang suatu hal bahwasanya tempat yang kutinggali terdapat banyak keanehan. Aku adalah orang yang tidak mempercayai hal mistis. Meskipun setelah hal itu, pernah saat ku buka pintu untuk pergi bekerja terdapat seperti kepala manusia di depan pintu tempat yang kutinggali. Ku kira itu hanya replika atau mainan anak yang sedang kuliah jurusan seni, akhirnya ku tendang dengan sangat keras hingga menjauh dari tempat asalnya.

Sebelum pulang kerja saat akan menghampiri parkiran, tepatnya saat aku keluar dari lift. Kulihat saat lift itu akan tertutup, sesuatu seperti tangan melambai-lambai di sana. Padahal aku ingat benar, hanya ada aku seorang saat live itu sedang turun. Aku menghiraukannya dan pergi ke tempat parkir. Saat di jalan aku berpikir tentang apa yang akan ku masak hari ini. Kemudian aku tersadar, bahwasanya terdapat edaran pemadaman listrik.

Baca juga: Penguntit Misterius

Aku mengurungkan niatku untuk belanja bahan makanan dan pergi ke warung makan. Di sanalah kendaraanku mogok. Suasana memang benar-benar sangat sepi, aku berpikir dalam satu kilo di depan akan ada tukang tambal ban. Namun yang terjadi tidak seorangpun ku jumpai, alhasil kudorong kendaraanku hingga tempat tinggalku. Saat aku akan ke kamar mandi lampu ruang tamu berkedip-kedip, yang mana itu jarang terjadi selama 2 minggu aku.

Aku mengurungkan niatku untuk pergi ke kamar mandi dan pergi ke kamar tidur. Aku membuka laptopku dan membaca buku favoritku. Setelah beberapa jam aku mulai mengantuk dan pergi tidur. Keesokan harinya, aku terbangun di tempat yang tidak ku kenali. Aku berada di tempat yang lain, di sana terdapat cermin. Kulihat ke arah sana, namun yang kulihat adalah seseorang yang tidak ku kenali. Kuraba wajahku, untuk memastikan bahwa ini hanyalah mimpi.

Akan tetapi, dapat dipastikan bahwa hal itu bukanlah mimpi. Kemudian aku pergi ke tempat tidur dan tidur sembari berharap bahwa aku hanya sedang sakit. Kemudian aku terbangun dan kembali ke realita ku yang sebelumnya. Ya benar, semua kembali ke asal mulanya. Akan tetapi, saat aku akan pergi bekerja. Semua orang tidak ku kenali. Akan tetapi, aku mengenal identitas yang mereka miliki.

Terdapat seseorang yang tidak berubah penampilannya sama sepertiku. Kita berbincang, saat makan siang. Namanya adalah James. Dia mengajakku ke tempat tinggalnya saat jam kerja selesai. Kukira dia akan mengatakan sesuatu hal yang penting, jadi kuterima ajakannya itu. Saat kami tiba di tempat tinggalnya, dia menceritakan hal yang sama seperti yang kau alami beberapa hari yang lalu. Tepatnya saat terbangun di tempat yang tidak dikenali dan penampilan seseorang yang lain.

Aku juga menceritakan hal yang kualami. Jadi kami mulai menyelidiki, apa yang sebenarnya terjadi. Kami tetap berangkat ke tempat kerja seperti biasanya di keesokan harinya. Saat kulihat di meja kerjaku, terdapat sebuah buku. Saat akan ku buka James tiba-tiba menutupnya. Lalu ia mengatakan, sebaiknya jangan kau buka.

Karena kami datang pagi dan belum ada banyak orang di sana. Kami berbincang cukup lama. Ia mengatakan bahwa di mejanya juga terdapat buku serupa. Saat ia membukanya tiba-tiba semuanya menjadi gelap, ia melihat hal-hal tak terduga. Penampakan yang mengerikan berada di depan matanya. Yang menyaksikan seperti ia sedang di tengah-tengah film horor sebagai aktor.

Namun hal itu hanya terjadi selama beberapa detik, dan ia mengingatku. Kukira ini bukan suatu kebetulan. Apakah ini terkait dengan hal mistis, kami juga tidak yakin. Yang jelas ini bukanlah suatu peristiwa yang dapat dianggap wajar. Saat bos kami meminta sesuatu, kami saling memandang satu sama lain. Bos juga tidak berubah seperti yang lain. Bos juga tampak bingung tetapi bertindak seperti tidak terjadi apa-apa. Bertambah satu orang 'ketidakwajaran' di tengah 'kewajaran'.

Kami menyusun sebuah strategi untuk memecahkan kejadian ini. Kami bersama bos membuka buku itu kembali. Meskipun sangat berat melihat kejadian beberapa detik yang ku jelaskan tadi, kami berhasil membuka halaman selanjutnya. Disana terdapat sebuah petunjuk bertuliskan, "Selamat datang dalam permainan ini". Aku yang menganggapnya sebagai ulah seseorang yang iseng dan mau menutupnya dihentikan oleh James. Ia berkata, mungkin kita harus membacanya.

Jangan ada yang bergerak selama 3 detik adalah aturan nomer satu yang tertulis di sana. Kami melirik satu sama lain selama 3 detik. Tiba-tiba buku itu berpindah ke halaman terakhir. Tulisannya adalah selamat kalian berhasil.

Keesokan harinya semua kembali normal. Anehnya hanya aku seorang yang masih mengingat kejadian itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun