"Apa kau peduli?"
"Terhadap apa?"
"Apapun"
"Apa maksudmu dengan apapun?"
"Ya, apapun"
"Apa kau menyelipkan sesuatu pada apapun?"
"Karena apapun bersifat jamak"
"Bisa diartikan seperti apa?"
"Barangkali benda?"
"Tempat?"
"Ya, tempat juga bisa"
"Apapun mau menampungnya?"
"Ini bukan perkara mau atau tidaknya"
"Akan tetapi?"
"Karena sudah menjadi tugasnya"
"Seperti terserah?"
"Terserah juga menampung banyak hal, beraninya kau"
"Ya, terserah"
"Aku sedang dilanda kegusaran yang tidak berujung"
"Kau hanya lari dari sebuah topik yang tak selesai, lalu bertemu pada topik lagi"
"Apa aku terlihat sepengecut itu?"
"Aku tidak mengerti darimana kau mendapatkan kosata seperti yang barusan keluar dari mulutmu"
"Setidaknya, aku rajin menggosok gigiku"
"Kau pikir aku tidak rajin menggosok gigi?"
"Apa buktinya?"
"Ya, tidak seperti gigi para artis yang menjadi bintang iklan"
"Terlalu banyak kafein dalam sehari itu tidak baik"
"Lalu kau berusaha untuk membuatku berhenti merokok?"
"Aku tidak berusaha menggiringmu pada percakapan seperti ini"
"Lalu?"
"Hal ini masih belum tuntas"
"Kau sedang mengkhawatirkan kesehatan gigiku?"
"Aku sedang tidak melakukannya"
"Lalu apa yang sedang kau lakukan"
"Mengingatkanmu"
"Untuk apa?"
"Untuk dirimu sendiri"
"Ya, semua orang seharusnya peduli pada kesehatannya masing-masing"
"Lalu?"
"Aku adalah sosok yang tidak memperhatikan kesehatannya sendiri"
"Apa kau mandi menggunakan sabun?"
"Terkadang aku menggunakan sabun ketika mandi"
"Lalu?"
"Seharusnya itu adalah dialogku"
"Seharusnya"
"Percakapan ini seperti berusaha menguras laut menggunakan sendok"
"Maksudmu, sia-sia?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H