"Apa kau mengetahui tentang tekstur?"
"Tekstur apa yang kau maksud?"
"Mungkin, barang"
"Oh, peralatanku?"
"Ya, peralatanmu"
"Aku membawanya sepanjang waktu"
"Apa itu bagian dari kepedulianmu terhadap pekerjaan?"
"Kurasa semua orang juga seperti itu"
"Bagaimana jika aku tidak termasuk dalam orang-orang itu?"
"Artinya kau harus belajar lebih giat"
"Bagaimana caranya agar memiliki motivasi untuk belajar?"
"Barangkali dengan menentukan tujuan?"
"Maksudmu selama ini aku tidak memiliki tujuan?"
"Memangnya apa tujuanmu?"
"Mungkin hidup yang berarti"
"Bagaimana caranya untuk kesana?"
"Dengan hidup kembali saat kau berada pada posisi kematian tepat disampingmu"
"Apa aku adalah kematianmu?"
"Apa kau baru menyadarinya?"
"Kau tidak mengatakannya"
"Bukankah, ini adalah kejutan yang luar biasa?"
"Tidak ada hal yang lebih mengejutkan daripada perkataanmu sebelumnya"
"Pada hari ini?"
"Ya, pada hari ini"
"Bagaimana dengan hari sebelum ini?"
"Tidak berupa perkataan, namun suasana"
"Suasana apa yang kau maksud?"
"Keheningan hinggap"
"Hanya hinggap?"
"Ya, hinggap dan tak mau pergi"
"Mengapa begitu?"
"Hal ini merupakan sebuah kebaikan sekaligus keburukkan"
"Aku ingin mendengar keduanya"
"Mulai darimana?"
"Yang paling kau suka"
"Keburukkannya adalah aku tidak bisa beraktivitas dengan sebagaimana biasanya"
"Baik, sekarang satunya"
"Kebaikannya?"
"Aku dapat belajar tentang keheningan"
"Apa kau percaya bahwa aku adalah kematianmu?"
"Aku bisa saja menyebutmu sebagai orang gila"
"Silahkan menyebut aku sebagai apapun, akan kuterima"
"Tapi aku tidak akan melakukannya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H