"Terjatuh dari sepeda adalah hal yang biasa?"
"Itu adalah kegagalan yang luar biasa"
"Mengapa begitu?"
"Karena kau akan menjadikan itu sebagai kebiasaanmu"
"Lalu?"
"Aku tidak suka"
"Harus menjengukku?"
"Itu adalah perumpamaan yang bagus"
"Aku jadi lebih sering melihat wajahmu"
"Apa menariknya memperhatikan wajahku?"
"Aku akan semakin tenggelam dan tidak sadarkan diri"
"Aku ingin kau tenggelam dan tidak sadarkan diri"
"Sebegitu pengecutnya dirimu?"
"Ini adalah wujud kecemburuanku"
"Terhadap apa?"
"Seseorang dengan ketidakpedulian yang tinggi sepertimu"
"Kau mempertanyakan perasaanku?"
"Sudah berapa banyak orang yang kau bunuh dengan perilakumu?"
"Apa aku seperti seorang pembunuh sekarang?"
"Sejak dari pertama, aku menatapmu"
"Lalu?"
"Aku terbunuh dan hidup kembali"
"Bukankah, ini adalah hal yang baik?"
"Kau mesum"
"Karena aku suka melihat video porno"
"Apa yang kau lakukan setelah melihat video porno?"
"Untuk pembelajaran"
"Apa aku tidak menarik?"
"Bibirmu lembut"
"Kenapa kau menciumku waktu itu?"
"Karena aku sayang padamu?"
"Kau frontal dan aku suka"
"Frontal?"
"Keputusan yang tergesa-gesa"
"Ini tidak baik?"
"Bukan, perihal baik dan buruk"
"Pertimbangan?"
"Karena semuanya berpengaruh"
"Seperti daya paksa yang tidak bisa dihindari?"
"Ini bukan soal kekuataan"
"Aku akan menggunakan bahasamu"
"Lalu aku menggunakan bahasa apa?"
"Bahasa alien"
"Aku akan membutuhkan pesawat terbang"
"Maksudmu, piring terbang?"
"Aku juga butuh laser"
"Cahaya yang disorotkan dari piring terbang?"
"Mau, piring terbang dengan warna apa?"
"Aku mau yang bahannya terbuat dari plastisin"
"Maksudmu, mainan anak-anak?"
"Bagaimana benda yang terbuat dari plastisin bisa terbang?"
"Dengan meletakkannya dalam benda yang dapat terbang?"
"Ini tidak, masuk akal"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H