"Besok adalah hari minggu"
"Apakah isi daripada hari minggu adalah menyenangkan?"
"Kurasa, iya"
"Bagaimana jika tiba-tiba besok adalah hari senin?"
"Mungkin sekarang adalah hari minggu"
"Benar juga"
"Baiknya aku bergegas tidur"
"Kamarmu sudah bersih?"
"Mengapa menunggu bersih?"
"Karena bersih adalah syarat utama untuk mencapai tidur yang optimal"
"Bagaimana jika aku tetap dapat tidur, meskipun syarat yang kau maksud tidak terpenuhi?"
"Mustahil"
"Apakah tidur optimal adalah 8 jam?"
"Menurut banyak riset, tidur 8 jam adalah waktu yang cukup"
"Pernah suatu ketika aku melewati 8 jam dalam tidurku"
"Lalu?"
"Suatu ketika pula, aku tidur tidak sampai beberapa jam dan terbangun"
"Bagaimana rasanya?"
"Sama saja"
"Kau tidak menanyaiku?"
"Tentang tidur?"
"Selain tidur aku tidak mengelak"
"Mau menemaniku?"
"Berbelanja?"
"Ide yang bagus"
"Kemana?"
"Untuk memenuhi stok pangan dalam beberapa hari, dimana tempat yang paling tepat?"
"Mininarket?"
"Bagaimana dengan pasar tradisional?"
"Tempatnya kumuh, kurasa aku tidak akan bisa berlama-lama"
"Bagaimana kau yakin bahwa tempatnya kumuh?"
"Kulihat dari internet begitu"
"Ayo kesana"
"Kesana yang mana?"
"Kekedua tempat yang barusan kita bicarakan"
"Mungkin ke tempat yang kau sebutkan tadi, aku hanya bisa menunggu diparkiran"
"Memangnya kapan terakhir kali kau kesana?"
"Beberapa bulan yang lalu"
"Dengan siapa?"
"Kebetulan sendirian waktu itu"
"Baik, nanti di pasar tradisional tunggu saja di parkiran"
"Kenapa demikian?"
"Katamu begitu"
"Kenapa percaya?"
"Bukannya solusi?"
"Aku tidak berusaha mendebat"
"Artinya sama?"
"Ya, sama"
"Sama-sama menunggu di parkiran?"
"Kusanggupi perkataanmu"
"Mengapa berapi-api?"
"Kau memandangku begitu rendah"
"Rendah bagaimana?"
"Ya, rendah"
"Seperti apa?"
"Lupakan"
"Mari kita bergegas"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H