Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdialog

26 Juli 2022   02:50 Diperbarui: 26 Juli 2022   02:54 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Besok adalah hari minggu"

"Apakah isi daripada hari minggu adalah menyenangkan?"

"Kurasa, iya"

Baca juga: Tawuran Sekolah

"Bagaimana jika tiba-tiba besok adalah hari senin?"

"Mungkin sekarang adalah hari minggu"

"Benar juga"

Baca juga: Jam Kosong

"Baiknya aku bergegas tidur"

"Kamarmu sudah bersih?"

Baca juga: Terperangkap

"Mengapa menunggu bersih?"

"Karena bersih adalah syarat utama untuk mencapai tidur yang optimal"

"Bagaimana jika aku tetap dapat tidur, meskipun syarat yang kau maksud tidak terpenuhi?"

"Mustahil"

"Apakah tidur optimal adalah 8 jam?"

"Menurut banyak riset, tidur 8 jam adalah waktu yang cukup"

"Pernah suatu ketika aku melewati 8 jam dalam tidurku"

"Lalu?"

"Suatu ketika pula, aku tidur tidak sampai beberapa jam dan terbangun"

"Bagaimana rasanya?"

"Sama saja"

"Kau tidak menanyaiku?"

"Tentang tidur?"

"Selain tidur aku tidak mengelak"

"Mau menemaniku?"

"Berbelanja?"

"Ide yang bagus"

"Kemana?"

"Untuk memenuhi stok pangan dalam beberapa hari, dimana tempat yang paling tepat?"

"Mininarket?"

"Bagaimana dengan pasar tradisional?"

"Tempatnya kumuh, kurasa aku tidak akan bisa berlama-lama"

"Bagaimana kau yakin bahwa tempatnya kumuh?"

"Kulihat dari internet begitu"

"Ayo kesana"

"Kesana yang mana?"

"Kekedua tempat yang barusan kita bicarakan"

"Mungkin ke tempat yang kau sebutkan tadi, aku hanya bisa menunggu diparkiran"

"Memangnya kapan terakhir kali kau kesana?"

"Beberapa bulan yang lalu"

"Dengan siapa?"

"Kebetulan sendirian waktu itu"

"Baik, nanti di pasar tradisional tunggu saja di parkiran"

"Kenapa demikian?"

"Katamu begitu"

"Kenapa percaya?"

"Bukannya solusi?"

"Aku tidak berusaha mendebat"

"Artinya sama?"

"Ya, sama"

"Sama-sama menunggu di parkiran?"

"Kusanggupi perkataanmu"

"Mengapa berapi-api?"

"Kau memandangku begitu rendah"

"Rendah bagaimana?"

"Ya, rendah"

"Seperti apa?"

"Lupakan"

"Mari kita bergegas"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun