Target hidup. Pada pasalnya setiap orang memiliki filsafah dan prinsip yang bervariasi, biasanya bergantung pada lingkungan tempat ia dibesarkan dan bagaimana ia dididik.Â
Tapi jika kita membicarakan tentang tadi, apa yang mestinya layak untuk dijadikan acuan atau pakem? Berdasarkan sepengetahuan saya, kali ini akan saya jabarkan beberapa tips yang idealnya layak untuk dijadikan acuan.
Proyeksi pandangan kedepan
Umumnya sebelum mengetahui bagaimana mestinya menentukan langkah, mestinya harus didahului oleh obyektifitas pandangan itu sendiri. Tentunya hal ini sudah umum. Mengapa hal tersebut menjadi begitu penting? Idealnya kebanyakkan orang dewasa menganggap bahwa menyiapkan diri akan sesuatu yang akan datang sejak dini adalah hal yang penting.Â
Tapi jika ditanya perihal apa saja kiranya yang musti dipersiapkan lazimnya sebagai kebanyakkan orang dewasa seperti, nanti juga pasti tau sendiri. Misalnya ditanya perihal pandangan kedepan itu seperti apa? Hal ini berkaitan dengan obyektifitas yang saya sebutkan diatas sebelumnya. Dalam beberapa hari, bulan atau tahun? Menurut saya hal ini akan berpengaruh dengan capaian yang akan diraih.
Metode listing
Pada bagian ini adalah hal umum sepele tetapi tidak sepele. Setelah memiliki pandangan, perlunya menjabarkan menjadi bagian-bagian sehingga mudah dipahami. Misalnya setelah memperoleh apa saja yang menjadi perlu untuk diraih, letakkan urutan sesuai prioritas apa saja yang ingin diraih dalam kurun waktu yang diinginkan. Bisa saja tentang upgrade skill atau perolehan achievement bahkan benda-benda material lainnya.Â
Barangkali pada bagian ini kesempatan untuk memperoleh hasil daripada daftar listing dapat berguna. Hal apa saja yang diperlukan untuk dapat mencapai daftar tadi. Misalnya saya menginginkan dapat mahir akan suatu hal dalam kurun waktu hitungan bulan. Setiap harinya atau minggunya apa yang mesti saya lakukan juga perlu diperhatikan. Hal-hal semacam ini juga perlu untuk dilakukan secara rutin.
Evaluasi
Setelah dari daftar tadi ada yang tercapai. Lakukan evaluasi. Dalam memperoleh capaian tersebut hal apa saja yang membuat pembaca semakin dekat dengan tujuan tersebut. Lalu hal-hal apa saja yang sekiranya menjadi celah, misalnya "oh ternyata pada waktu itu jika saja". Pastinya setiap orang, individu bahkan sekelompok masyarakat memiliki hal-hal khusus yang menjadi acuan. Tetap tidak dapat disamaratakan perihal "prinsip" atau nilai-nilai yang berlaku.
Baca :Â Relativitas Sosial dalam Film "Wall-E"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H