Sedari bibit winggi, tentu dalam keseharian kita pada masa apapun akan dipertemukan dengan pertanyaan-pertanyaan muskil. Lucunya semua orang akan bingung dan kalang kabut saat ditanya perihal, misalnya cara untuk melahirkan anak. Atau bagaimana dan siapa yang lebih memiliki dampak pada kehidupan oksigen atau air. Pertanyaan-pertanyaan itu selalu saja menyelinap seenaknya dipikiranku. Padahal pikiranku sudah aku gembok cukup rapat dan ventilasi sudah kupasang sedemikian rupa agar tidak ada celah yang dapat dihinggapi pertanyaan-pertanyaan tadi.
Aih. Sejak kapan bahasa menjadi perdebatan? mungkin memang sepanjang sejarah bahkan di zaman nenek moyang kita sudah menjadi bahasan yang tidak pernah habis dan menemui hal yang dimafhumi oleh kehendak umum.Â
Adakah jalan yang dapat ditempuh oleh khalayak agar bertemu pada kemashalatan bersama yang valid?
Rupanya dari kesemua hal yang sedari tadi menjadi pertanyaan muskil itu hanyalah dialektika kosong semata.
Tidak ada yang benar-benar, benar. Atau salah yang benar-benar salah. Memang cukup aneh bagaimana struktur benar dan salah tercipta. Bagaimanapun tidak ada yang dapat menang melawan arus perkembangan zaman. Saya sedikit iri dengan Pramoedya menemukan hal tersebut lebih dahulu dibandingkan saya.Â
Tentu hal-hal besar tidak tercipta dari situasi yang adem ayem. Sebentar dari tadi apa memang hanya saya seorang yang berbicara disini?
Ah, aku lupa fitur komentar hanya kuanggap sebagai angin lalu.
Ada apa dengan pertanyaan-pertanyaan muskil?
Setiap hari selalu muncul hal muskil baru lainnya.
Atau selama pandemi ini gusti memang membuat situasi yang seperti ini dengan sengaja?